Selasa, 24 Oktober 2017

Beberapa hari yang lalu, saya mengunjungi habitat bunga Rafflesia Arnoldi yang terletak di kawasan pegunungan, jalur lintas Bengkulu-Kepahyang. Bunga yang menjadi landmark provinsi Bengkulu ini dapat tumbuh di beberapa titik wilayah provinsi Bengkulu. Wilayah-wilayah tersebut di antaranya adalah wilayah kabupaten Bengkulu Utara, Bengkulu Selatan, dan Bengkulu Tengah—jalur lintas Bengkulu-Kepahyang. Pada kesempatan ini, saya mengunjungi Rafflesia Arnoldi yang sedang mekar di kecamatan Taba Penanjung, kabupaten Bengkulu Tengah. Saat saya datang, Rafflesia Arnoldi sudah mekar selama 4 hari sehingga warna kelopaknya sudah agak kecokelatan dan tidak lama lagi akan busuk.

Rafflesia Arnoldi disebutlah sebagai 'bunga' Rafflesia. Padahal jika dilihat dari cara hidup, cara memperoleh makanan, dan habitatnya, 'bunga' cantik ini lebih mirip tumbuhan jamur.  
1. Cara Hidup
Rafflesia Arnoldi hidup berkoloni. Hal ini terlihat dari sebaran bonggol-bonggolnya yang berada tak jauh dari bunga yang mekar. 'Bunga' yang sedang mekar tetaknya berdekatan. Berjarak 1-2 meter. 
2. Cara Memperoleh Makanan
Rafflesia Arnoldi tidak memiliki klorofil sehingga ia tidak dapat dapat memproduksi makanan sendiri. Ia memperoleh makanan dari organisme lain (tumbuhan inangnya).
3. Habitat
Rafflesia Arnoldi tidak tumbuh di tanah. Ia menempel pada akar organisme lain. Tumbuhan ini juga hidup di tempat yang lembab.

Walalupun tumbuhan cantik ini disebut sebagai bunga, namun strukturnya tidaklah seperti bunga pada umumnya. Rafflesia Arnoldi tidak memiliki daun dan batang.

Bonggol Rafflesia Arnoldi

Tumbuhan yang berwarna oranye kemerahan ini tergolong tumbuhan yang sensitif. Pengunjung dilarang menyentuh bagian dalam bunga karena hal itu akan mempercepat proses pembusukan. Pengunjung hanya diperbolehkan menyetuh bagian kelopaknya saja. Selain itu, dalam masa sebelum mekar, Rafflesia Arnoldi tidak mau dihinggapi oleh semut. Jika terdapat kawanan semut hinggap, ia gagal mekar.
Keindahan Rafflesia Arnoldi sangat bergantung pada keadaan cuaca. Jika cuaca terlalu kering/panas ia tidak dapat tumbuh. Jika curah hujan terlalu tinggi masa mekarnya menjadi pendek, yaitu berkisar 4 hari saja. Air hujan mempercepat proses pembusukannya. Rafflesia Arnoldi memiliki masa mekar yang pendek, hanya 7 hari saja. Setelah tujuh hari tanaman ini akan berwarna cokelat lalu kehitaman dan kembali menyatu dengan tanah.
Di sekeliling Rafflesia Arnoldi yang mekar biasanya terdapat bonggol-bonggol. Bonggol-bonggol inilah yang menjadi cikal-bakal mekarnya ‘bunga’ Rafflesia yang cantik. Bonggol-bonggol yang berukuran sebesar kepalan tinju orang dewasa ini akan bertransformasi menjadi ‘bunga’ yang cantik 8-9 bulan kemudia. Wah cukup lama ya!
Rafflesia Arnoldi Tumbuh Berdekatan

 Jadi pengunjung yang datang sebaiknya berlaku bijaksana untuk tidak merusaknya. Mengingat waktu untuk mekarnya yang lama. Di samping itu, sebaiknya 'bunga' yang sedang mekar tersebut dilindungi dengan pagar setinggi lutut untuk menjaganya dari kelalaian pengunjung yang mungkin tidak sengaja menyenggol.
'Bunga' endemik Bengkulu ini biasanya tumbuh tak terlalu jauh dari jalan raya. Paling tidak berjarak sejauh 200 meter dari jalan raya. Biasanya di pingir jalan terdapat spanduk yang berisi informasi mekarnya Rafflesia Arnoldi. Biasanya di sekitar spanduk terdapat penjaganya. Para penjaga bunga ini adalah warga sekitar yang merangkap sebagai tour guide. Tiket masuk tidak dipatok secara pasti. Tergantung pada kebijakan kelompok penjaga 'bunga' Rafflesia. Tiketnya berkisar seikhlasnya hingga 10.000 rupiah/orang. FYI, 'bunga' Rafflesia ini tumbuh di banyak titik hutan Taba Penanjung. Setiap titik dijaga oleh kelompok yang berbeda. Setiap kelompok menentukan harga tiket yang berbeda pula.



Catatan: Terima kasih sudah membaca tulisan saya. Mohon masukannya jika terdapat tulisan/informasi yang keliru :) 

Selasa, 10 Oktober 2017


Berbagilah Waktu dengan Alam
Bengkulu Tengah adalah salah satu kabupaten yang terletak di provinsi Bengkulu. Kabupaten ini terkenal dengan semboyan maroba kite maju, artinya marilah kita maju. Bengkulu Tengah terdiri dari keberagaman suku, baik suku pendatang maupun suku asli. Suku pendatang yang bermukim di sana diantaranya adalah suku Jawa, Batak, Sunda, dan lain-lain. Sedangkan suku aslinya adalah suku Rejang dan suku Lembak.
Mandi di Bawah Air Terjun Bersama Warga Lokal
 Bila berkunjung ke kabupaten Bengkulu Tengah tidak lengkap rasanya tanpa mengunjungi destinasi-destinasi wisata alam yang ada di sana. Sebagian besar tempat di kabupaten Bengkulu Tengah tergolong dataran tinggi sehingga tidak heran jika di sana kaya akan wisata alam yang berupa perbukitan (misalnya bukit kandis, bukit barisan) dan air terjun (misalnya air terjun Datar Lebar, Cuup Psuk). Salah satu destinasi wisata alam yang dapat direkomendasikan adalah air terjun Cuup Psuk. Air terjun Cuup Psuk (baca: Cuup Pesuk) terletak di desa Penembang, kecamatan Merigi Kelindang.
Akses untuk menuju air terjun Cuup Psuk tergolong sangat mudah. Kabupaten Bengkulu Tengah terletak kurang lebih 20 KM dari pusat kota Bengkulu atau 60-90 menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. 

Pintu Masuk ke Air Terjun

      Air terjun Cuup Psuk terletak di kecamatan Merigi Kelindang. Kecamatan Merigi Kelindang berbatasan langsung dengan kecamatan Taba Penanjung. Dari kota Bengkulu kita akan melewati 3 kecamatan untuk tiba di kecamatan Taba Penanjung, yaitu kecamatan Kembang Seri, kecamatan Talang 4, dan kecamatan Karang Tinggi. 
      Jika sudah tiba di kecamatan Taba Penanjung, artinya tak lama lagi kita akan tiba di kecamatan Merigi Kelindang. Desa Simpang  Jambu adalah pintu masuk untuk menuju kecamatan merigi Kelindang. Dari desa Simpang Jambu kita akan melewati  3 desa lagi untuk tiba desa Penembang, yaitu desa Padang Kedeper, desa Bajak 2, dan  desa Jambu. Desa Jambu adalah desa yang berbatasan langsung dengan desa Penembang. Sedangkan desa Bajak 1 adalah desa yang berbatasan langsung dengan desa Simpang Jambu. Desa Bajak 1 merupakan desa yang terdapat di kecamatan Taba Penanjung. 

Menikmati Hembusan Angin di Bawah Air Terjun
In frame: Warga Lokal 
     Penduduk kecamatan Merigi Kelindang rata-rata menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Jadi, tidak heran jika dalam perjalanan menuju air terjun Cuup Psuk mata kita akan dimanjakan oleh hamparan tanaman karet dan sawit yang hijau. Mayoritas penduduk desa Penembang adalah suku Rejang.
Air terjun Cuup Psuk terdiri dari 4 air terjun yang terletak berdampingan. Akses untuk menuju air terjun tergolong cukup mudah. Air terjun ini terletak kurang lebih sekitar 15 meter dari jalan raya sehingga dari sana deretan air sudah terlihat dengan jelas. Bahkan suara air yang berjatuhan sudah terdengar. Tiket masuknya pun terbilang sangat murah. Cukup membayar 3000 rupiah kita sudah dapat menikmati air tejun secara puas. Air terjun ini dikelola oleh warga lokal.  
Di atas air terjun terdapat dua danau alami. Genangan air di danau inilah yang menjadi cikal bakal air terjun Cuup Psuk. Danau ini biasanya digunakan pengujung untuk mandi. Di sisi kanan danau terdapat tempat duduk yang sengaja disediakan untuk pengunjung yang ingin melepas lelah sambil pemandangan di sekitar.  Sementara itu  untuk menikmati sensasi air terjun yang menghantam-hantam tubuh sebaiknya mandilah di bawah air terjun langsung. 
Serunya Mandi di Air Terjun Cuup Psuk 
Air terjun yang dijadikan sebagai sarana rekkreasi bagi masyaraakat setempat ini ramai pengunjung pada sore hari atau akhir pekan.  Namun, jika ingin menikmati suasan air terjun secara private, tidak ada salah untuk berkunjung di hari-hari biasa dan datanglah pada pagi hari. Suasana di sekitar air terjun masih sepi.