Berbicara soal wisata alam, Bengkulu memang sudah tidak diragukan lagi keindahannya. Jika kita mau meluangkan waktu dan sedikit mengencangkan otot kaki, maka kita dapat menemukan keindahan-keindahan alam yang ada di provinsi kecil yang terletak di pulau Sumatra ini.
Provinsi Bengkulu secara administratif terdiri dari 9 kabupaten dan 1 kota. Sembilan kabupaten dan satu kota tersebut yaitu kabupaten Bengkulu Selatan, kabupaten Bengkulu Tengah, kabupaten Bengkulu Utara, kabupaten Kaur, kabupaten Kepahiang, kabupaten Rejang Lebong, kabaten Lebong, kabupaten Seluma, dan kota Bengkulu sendiri.
Baiklah, dalam kesempatan kali ini saya tidak akan membahas kesembian kabuten tersebut. Saya akan membahas salah satu destinasi wisata yang terdapat di salah satu kabupatennya, yaitu kabupaten Bengkulu Tengah. Ya, saat berkunjung ke kabupaten ini saya menyempatkan diri berwisata ke danau Susup.
danau Susup yang begitu hijau |
Sesuai dengan namanya, danau Susup memang terletak di desa Susup, kecamatan Merigi Kelindang, kabupaten Bengkulu Tengah. Mayoritas penduduk di desa ini berasal dari suku Rejang. Ya, selama dua hari satu malam saya menginap di sini, saya lebih banyak diam saat bergabung dengan warga. Soalnya coa ku teu, saya tidak pandai berbahasa Rejang... hehehe
Danau Susup terletak cukup jauh dari perkampungan. Mengajak orang yang memahami daerah ini adalah pilihan terbaik saat berkunjung ke danau Susup. Kebetulan, saat saya datang ke sini, saya memang memiliki rencana untuk menginap di rumah teman yang memang merupakan warga asli desa Jambu. Desa Jambu dan desa Susup letaknya tak berjauhan. Jadi, kemana pun pergi saya selalu bersama warga lokal.
Pagi itu, sekitar pukul 10.00 kami memacu motor menuju danau Susup. Letak danau Susup ini cukup jauh dari pedesaan. Di sepanjang jalan kami menikmati pemandangan perkebunan sawit dan kopi. Jalan yang kami lewati pun sebagian sudah rusak. Beruntungnya, kedua teman saya memang ahli off-road. Ya, saya duduk tenang di belakang sambil terus berdoa.
Setelah menempuh perjalanan hampir sekitar 30 menit (dari desa ke danau), akhirnya kami tiba juga di tempat yang dituju, danau Susup. Kami memarkirkan kendaraan di bawah pohon yang agak tersembunyi. Tiba-tiba terdengar suara teriakan laki-laki (tampaknya suara seorang bapak) yang mengingatkan kami agar tidak mandi di danau. Konon katanya, danau Susup ini angker. Teman saya dan bapak tersebut bercakap-cakap dalam bahasa suku Rejang. Saya sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Satu-satunya yang dapat saya tangkap dari pembicaraan tersebut adalah bahwa bapak tersebut menanyakan dari mana kami berasal. Teman saya pun menjelaskan bahwa kami berasal dari desa Jambu dan hanya ingin foto-foto saja di danau. Kami memang tidak berencana untuk mandi. Akhirnya, bapak yang baik hati itu melanjutkan pekerjaanya.
Setelah menempuh perjalanan hampir sekitar 30 menit (dari desa ke danau), akhirnya kami tiba juga di tempat yang dituju, danau Susup. Kami memarkirkan kendaraan di bawah pohon yang agak tersembunyi. Tiba-tiba terdengar suara teriakan laki-laki (tampaknya suara seorang bapak) yang mengingatkan kami agar tidak mandi di danau. Konon katanya, danau Susup ini angker. Teman saya dan bapak tersebut bercakap-cakap dalam bahasa suku Rejang. Saya sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Satu-satunya yang dapat saya tangkap dari pembicaraan tersebut adalah bahwa bapak tersebut menanyakan dari mana kami berasal. Teman saya pun menjelaskan bahwa kami berasal dari desa Jambu dan hanya ingin foto-foto saja di danau. Kami memang tidak berencana untuk mandi. Akhirnya, bapak yang baik hati itu melanjutkan pekerjaanya.
danau Susup memang cantik |
Setelah bercakap-cakap dengan bapak tersebut, kami pun mulai menururin tebing untuk mendekati danau. Dari kejauhan, kami sudah melihat lukisan alam yang begitu indah. Danau yang begitu hijau. Sayangnya, kami hanya menikmati keindahan danau Susup dari atas saja mengikuti saran bapak yang kami jumpai di atas. Padahal sepertinya pemandangan danau dari bawah jauh lebih bagus. Tetapi demi keamanan kami berfoto-foto dari atas saja.
Menurut cerita teman saya, danau Susup ini terbentuk karena adanya penggalian batu bara yang dilakukan sebuah PT swasta. Setelah kandungan batu bara habis, PT tersebut meninggalkan tempat ini sehingga terbentuklah genangan air yang sangat cantik ini. Karena genangan cantik ini terletak di desa Susup makan dinamailah danau Susup. Menurut KBBI, danau adalah genangan air yang sangat luas dan dikelilingi oleh daratan. Ya, cocok penamaannya dengan danau ini. Kalo genangannya gak luas berarti bukan danau, bisa jadi cuma genangan air hujan di jalan berlubang #eh.
Mungkin hanya sekitar 20 menit kami berada di danau. Setelah itu, kami pulang. Di sini memang sangat sepi, sunyi, dan agak horor menurut saya. Jika diingat sekarang, alangkah beraninya kami waktu itu. Hanya bertiga dan perempuan semua.
Tips aman dan nyaman berwisata ke danau Susup:
- Pastikan kamu dalam keadaan yang fit. Jika kamu sedang sakit tidak perlu memaksakan diri berkunjung ke sini ya.
- Pastikan kendaraan yang dipakai dalam kondisi baik mengingat jalan yang dilalui tidak terlalu bagus. Jangan sampai kendaraan kamu macet di perjalanan karena gak ada bengkel di sepanjang perjalanan.
- Pergilah beramai-ramai dengan teman-teman kamu. Danau ini berlokasi di tempat yang sangat sepi. Tidak ada rumah penduduk di dekat sana. Wajib mengajak teman yang notabene-nya warga lokal agar bisa menjadi guide kalian.
- Bawalah bekal makanan dan minuman yang cukup sebelum berangkat. Ya, mengingat letak danau ini cukup jauh dari keramaian sehingga sulit untuk mencari makanan di dekat danau.
- Bawalah lotion anti nyamuk atau tembakau agar tidak digigit pacat.
- Pake kaos kaki wajib banget ya supaya kaki terlindungi dari hewan pacat.
- Gunakanlah pakaian yang nyaman dan bisa membuat kamu bebas bergerak.
Itulah sedikit cerita tentang danau Susup. Sampai jumpa lagi di cerita yang lain ya! Kapan-kapan kamu datang ke sini ya....