Kamis, 18 Mei 2023

Berkunjung ke Sumatera Barat, tidak lengkap rasanya jika tidak menginjakan kaki di tempat-tempat wisata alamnya. Ya, seperti kali ini,  saya dan teman-teman menyempatkan diri mengunjungi wisata alam Lembah Harau. 


Lembah Harau adalah sebuah ngarai yang diapit oleh dua tebing batu dengan ketinggian mencapai 150 meter. Lembah Harau terletak di Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. 


Sungainya Bikin Adem


Saat itu saya menginap di kota Bukittinggi. Dari hotel tempat kami menginap dibutuhkan waktu satu jam lebih seingat saya untuk tiba di Lembah Harau. Sepanjang perjalanan dari Bukittinggi menuju Lembah Harau mata kami disuguhi pemandangan yang hijau, yaitu lahan sayuran dan persawahan. Sangat menenangkan!


Foto di Sini, Biar Sah Sudah Menginjakkan Kaki di Lembah Harau


Menjelang tengah hari kami tiba di  lembah Harau. Matahari sedang  berada tepat di atas kepala. Panas sekali saudara-saudara! Namun, cuaca panas tidak menghalangi niat kami untuk menjelajahi setiap sudut Lembah Harau. 


Nah, berikut beberapa spot foto yang menarik diabadikan saat mengunjungi Lembah Harau menurut versi sajaksajakgagal(dot)com ya!


1. Rumah Gadang

Rumah Khas Minang di Lembah Harau

Rumah Gadang adalah rumah adat provinsi Sumatera Barat. Jika berkunjung ke sini pastilah di sepanjang jalan kita akan melihat bangunan rumah maupun perkantoran dengan bentuk  atap melengkung dan lacip seperti ini.  Bentuk atap seperti ini disebut  dengan istilah gonjong. 


Nah, bagi kamu yang belum sempat mengabadikan momen bersama Rumah Gadang di tempat lain, begitu ke sini jangan lupa foto ya!


2. Menara Eiffel

Berasa lagi di Eropa

Loh kok ada Menara Eiffel? Apakah saya sedang berada di Prancis? Oh, tentu saja tidak! Saya berada di Lembah Harau. 


Untuk dapat berfoto dengan Menara Eiffel kamu tidak perlu jauh-jauh ke Paris. Di sini saja. Semoga setelah berfoto di Menara Eiffel tiruan kamu selanjutnya memiliki kesempatan untuk berfoto dengan Menara Eiffel yang asli di Paris sana ya!


3. Menara Miring Pisa

Berasa Lagi di Italia Nih!

Menara Miring Pisa yang merupakan ikon negara Italia ini terdapat juga di Lembah Harau. Abadikan momen kamu di sini ya!


4. Jembatan Merah

Bukan Si Manis dari Jembatan Ancol

Meskipun cuma berupa jembatan, spot ini instagramable juga loh! Banyak banget pengunjung yang antre mau berfoto di sini. 


5. Kincir Angin

Ini Bukan di Belanda Ya....


Kincir angin sendiri identik dengan negara Belanda. Kincir angin tiruan yang ada di Lembah Harau ini cukup besar. Namun yang kecil ada juga loh! Seperti foto saya di bawah ini ya...

Kincir yang Kecil Ada Juga Loh..



6. Rumah Eropa




Saya berfoto di depan  bangunan  rumah-rumah khas Eropa yang dicat warna-warni. Ya, di dalam area Lembah Harau ini memang dibangun Kampung Eropa. Meskipun  smenuai pro dan kontra pengunjung area ini tetaplah keren untuk diabadikan. 



Sebagian berpendapat  area Lembah Harau ya biarlan saja otentik dengan  kekhasan Bumi Minangkabau-nya. 


7. Poster 3D

Lagi Mau Nyetop Angkot Nih!

Seperti berdiri di pinggir jalan sungguhan bukan? Padahal ini cuma di depan poster aja kok... hehe


Minggu, 12 Maret 2023



Raja Kurma Bengkulu 

Buah kurma begitu identik dengan bulan ramadhan. Biasanya, sebulan menjelang ramadhan tiba sudah banyak orang yang menjual kurma di toko-toko, di pinggir-pinggir jalan, maupun di media sosial.


Kurma menjadi kudapan wajib bagi kami di rumah, terutama saat sedang berpuasa. Biasanya, saat berbuka saya memakan 3-5 butir kurma dan segelas air putih. Setelah itu barulah saya mengonsumsi makanan lain. Saat sahur saya juga biasanya memakan kurma 3-5 butir sebelum makan. Berdasarkan pengalaman saya, mengonsumsi buah kurma saat sahur dapat membuat tubuh menjadi lebih kuat dan mampu menahan lapar lebih lama.  


Daftar Harga Produk Raja Kurma Bengkulu
Sumber foto: Raja Kurma Bengkulu

Saya ingat betul. Waktu kecil, saya hanya dapat makan kurma di bulan ramadhan saja alias setahun sekali. Sedih ya! Ya begitulah,  memang di bulan penuh berkah inilah buah yang satu ini biasanya dijual. Kalau di bulan-bulan lain tentu saja cukup sulit mencarinya.


Namun, itu tentu saja cerita masa lalu saya. Sekarang saya bisa makan kurma kapan saja. Tidak harus menunggu ramadhan tiba karena di kota Bengkulu sudah ada toko yang menyediakan berbagai macam jenis kurma dan oleh-oleh khas haji/umroh yang berkualitas. Toko tersebut adalah Raja Kurma Bengkulu yang dimiliki dan dikembangkan oleh Kak Mira Apriani dan Kak Arius Satoni Kurniawan. Pasangan anak muda Bengkulu yang sukses mengembangkan bisnis kurma dan oleh-oleh khas haji/umroh. 


Siapa Nih yang Suka Palm Fruit?

Nah, bagi kamu nih yang pergi haji atau umroh tetapi belum sempat membeli oleh-oleh atau ribet karena akan menambah banyak barang bawaan. Beli saja oleh-olehnya di sini ya. Di sini oleh-oleh seperti air zam-zam, kacang arab, kacang pistachio, kismis, coklat kerikil, coklat turki, lipstik arab, dan tentu saja tersedia berbagai macam jenis kurma, seperti kurma sukari, kurma tunisia, kurma ajwa, kurma khalas, dan masih banyak lagi. Bahkan minyak zaitun dan buah zuriat juga ada loh!  


Aneka Jenis Kurma


Raja Kurma Bengkulu ini didirikan sejak tahun 2020 dan menjadi spesialis kurma pertama di Bengkulu loh! Sekarang ini Raja Kurma Bengkulu berada di dua tempat, yaitu:


Raja Kurma Bengkulu Store 1

Alamat: Jl. Merawan 20 RT 26 RW 07 Nomor 92, Sawah lebar, Bengkulu 

Masuk simpang gereja Tebeng, lurus terus sampai ketemu simpang 4 SDIT IQRO' 2. Kemudian belok kanan, lurus terus sampai ketemu masjid Baiturrahim. Rumahnya nomor 2 setelah masjid Baiturrahim. Di depan rumah ada tulisan Raja Kurma Bengkulu, atau minta pandu sama google maps bisa juga ya..

Map: http://bit.ly/MapRajaKurmaBengkuluStore1

Waktu operasional: setiap hari 08.00 - 17.00 WIB


Raja Kurma Bengkulu Store 2

Alamat: Jl Flamboyan Raya, sebelah Alfamart sebelum simpang lupis (kalau dari Skip, sebelah Alfamart setelah klinik Asyifa), atau minta pandu sama google maps bisa juga ya..

Map: http://bit.ly/MapRajaKurmaBengkuluStore2

Waktu Operasional: Setiap hari, 08.00 - 21.30 WIB


Kurma Mix Favorit Kami

Kamu juga bisa kontak admin  di nomor WA +628992205856. Admin-nya baik dan ramah kok. Tanya-tanya saja seputar produk Raja Kurma Bengkulu, insya Allah dilayani dengan baik. 


Kalau kamu berminat mendapatkan penghasilan tambahan bisa juga jadi reseller dari Raja Kurma Bengkulu, hubungi saja nomor WA di atas ya! Pokoknya reseller open deh!


Aneka Coklat dan Kacang-Kacangan

Doakan ya, akan ada Raja Kurma Bengkulu store 3,4,5 dan seterusnya supaya kamu tidak kesulitan untuk mencari  kurma dan oleh-oleh khas haji/umroh lainnya.


Supaya tidak ketinggalan update terbaru seputar produk dan promo dari Raja Kurma Bengkulu pantau saja akun media sosial owner-nya di instagram @mirakaizen dan @ariussatonikurniawan atau boleh juga tambahkan perteman di akun facebook, cari saja di kolom pencarian Mira Kaizen dan Arius Satoni Kurniawan. Selain itu kamu juga bisa menyukai halaman Raja Kurma Bengkulu di facebook. 


Tersedia Juga Produk-Produk Herbal

Selain dapat berbelanja di tokonya secara langsung Raja Kurma Bengkulu juga tersedia di aplikasi ojek online. Nah, bagi kamu yang mageran alias ribet  mau pergi langsung, pesan saja secara online ya!


Susu Kurmanya Enak!
Sumber Foto: Raja Kurma Bengkulu

Kalau yang di atas ini adalah susu kurma. Minuman ini merupakan favorit kami di rumah. Produk yang terbilang baru di Raja Kurma Bengkulu ini berhasil mencuri hati kami untuk menikmatinya terus-menerus. Perpaduan susu segar dan manis alami dari buah kurma tentu saja menjadikannya minuman yang  menyehatkan.

So, selamat berbelanja di Raja Kurma Bengkulu, pusatnya kurma dan oleh-oleh khas haji/umroh terlengkap dan berkualitas di kota Bengkulu  :) 



Sabtu, 25 Februari 2023

Pukul lima lewat sepuluh menit kereta kami tiba di stasiun Malang Kota Lama. Kami bergegas turun menuju pintu keluar. Sembari berjalan, kami mencari mushola stasiun lalu menunaikan shalat subuh.


Langit kota Malang sudah terlihat jelas sebelum pukul setengah enam pagi. Agak asing rasanya melaksanakan shalat subuh di saat hari sudah terang. Maklum saja, di Bengkulu pada pukul tersebut pasti langit masih gelap.

Bagian Samping

Usai melaksanakan shalat subuh kami duduk di kursi yang berada tepat di pinggir rel kereta api. Sambil istirahat kami mencari referensi tempat menginap di sebuah aplikasi jalan-jalan. Setelah memilah dan memilih beberapa rekomendasi penginapan di aplikasi tersebut, akhirnya pilihan kami jatuh pada Dedaunan Guest House. 


Kami berjalan keluar stasiun lalu memesan angkutan online yang akan mengantar kami ke tempat menginap. Kurang lebih 30 menit dalam perjalanan kami pun tiba di tempat tujuan.


Bagian Halaman Depan

Suasana di tempat tersebut tampak sepi. Hanya ada seorang karyawan yang sedang mencuci mobil di halaman guest house menyambut kedatangan kami. Lalu, ia mengantar kami ke kantor untuk melakukan proses check in.


Ternyata kamar di sini masih banyak yang kosong. Hal ini berbanding terbalik dengan apa yang ditampilkan di aplikasi jalan-jalan tersebut. Menurut informasi yang ada di aplikasi hanya tertinggal satu kamar yang kosong. 


Ya, namanya juga rezeki. Dengan kondisi seperti ini kami jadi memiliki banyak pilihan kamar ya kan..


Setelah diberikan beberapa pilihan dengan keunggulan dan harga masing-masing, akhirnya kami memilih kamar Waru 2 seharga Rp400.000 per malam. Alasan saya memilih kamar ini karena terletak di bagian belakang dan dekat kolam renang. Saya pikir tidak terlalu jauh jika kami ingin  mandi atau sekedar bermain air di kolam tersebut. 


Oh iya, setiap kamar memiliki harga yang berbeda-beda. Berkisar Rp400.000-Rp500.000 per malamnya (seingat saya ya).


Sarapan Pagi Sebelum Check Out

Setelah menyelesaikan proses administrasi lalu kami diantar menuju kamar. Di pintu kamar, petugas yang mengantar kami menjelaskan bahwa kami akan mendapatkan satu kali makan dari guest house. Makan tersebut boleh dipilih pagi hari atau malam hari. Tetapi, sebelum makan kami harus lapor dulu ke pihak resto untuk disiapkan. Kami pun memilih untuk makan pagi esok harinya sebelum check out. 


Sayur-Mayur yang Baru Ditanam


Sesampainya di kamar, kami langsung istirahat. Ya, perjalanan kurang lebih 14 jam di kereta lumayan membuat badan terasa pegal. Rebahan adalah koentji.


Menjelang siang barulah kami bangun dan mencari makan di sekitar guest house. 


Kamar Yang Kami Inapi


Dedaunan Guest House adalah sebuah tempat menginap yang beralamat di Jalan Trunojoyo, Desa Junrejo, Kota Batu, Malang. 


Jalan Menuju Kamar Yang Kami Tempati

Guest House ini berkonsep rumah kebun. Maka tak heran jika di sekelilingnya banyak terdapat tanaman sayur-sayuran. Letaknya juga di sekeliling perumahan warga dan cukup jauh dari jalan raya sehingga suara bising kendaraan tidak terdengar jelas. Jadi, cocok untuk tempat beristirahat setelah lelah beraktivitas. 


Namun ada satu kekurangannya. Jika kita ingin mencoba sensasi naik angkutan umum di kota Batu, maka kita cukup jauh berjalan kaki menuju jalan raya. Bagi saya pribadi  tidak masalah, sekalian olahraga ya kan. Selain itu, suasana kota Batu yang sejuk membuat aktivitas berjalan kaki menyenangkan. Tidak panas tentunya.  


Kalo Mau Melihat Menu Makanan dan Minuman Buka Saja Buku Ini Ya...


Tempat ini cocok untuk menginap bersama keluarga. Ruangan kamarnya luas, terdapat satu tempat tidur, karpet, dua kursi dan satu meja. Kamar mandinya juga cukup luas, meskipun saat kami menginap terkadang airnya macet. Tersedia juga air panas dan dingin di sini. 

Area Resto

Di dalam kamar difasilitasi juga AC dan televisi. Karena di kota ini udaranya sejuk, kami tidak menyalakan AC saat menginap. Oh iya, terdapat juga buku yang berisi penjelasan tentang Dedaunan Guest House. Di dalamnya juga terdapat aneka menu makanan dan minuman disertai dengan label hargaanya yang dapat kita pesan saat menginap.


Tanaman Sayuran di Sekitar Kamar

Area teras juga tidak kalah menyenangkan. Terdapat kursi panjang dan meja untuk bersantai. Kebetulan kamar yang kami inapi ini terasnya langsung menghadap resto. Di sekelilingnya terdapat banyak tanaman bunga dan aneka jenis burung yang tentu saja semakin menambah kesan alam yang asri.


Area Kolam Renang

Di area belakang guest house terdapat fasilitas kolam renang. Namun, saat kami menginap, kolam renang sedang kotor. Mungkin karena musim libur sekolah sudah berakhir jadi (mungkin)  tidak dibersihkan. 


Area Bermain Anak-anak

Masih di area belakang juga terdapat area bermain anak-anak. Namun, area ini sepertinya jarang digunakan karena kesannya kurang terawat.


Jalan Menuju Kolam Renang


Untuk harga Rp400.000 semalam dengan fasilitas yang ada menurut saya cukup murah. Di sini kita akan diberikan satu kali makan pagi dan durasi menginap yang cukup lama. Bayangkan saja, kami check in jam 06.30 WIB dan check out keesokan harinya pukul 12.00 WIB. Lumayan lama bukan? Entah karena posisinya saat itu sedang tidak banyak tamu yang menginap atau memang seperti itu aturan yang berlaku di sini, kami juga tidak tahu. Yang jelas kami merasa beruntung.


Bangunan Guest House

Saya  merekomedasikan untuk menginap di tempat ini. Cocok bagi anda yang menyukai ketenangan. Oh iya, saat menginap saya lupa mengambil gambar bagian dalam ruangan karena ketika kembali ke kamar saya langsung tertidur dan keesokan harinya sudah disibukkan dengan kegiatan packing.


Senin, 13 Februari 2023

             Perkembangan teknologi yang semakin pesat memang tidak dapat dibendung lagi. Tidak dapat dipungkiri sebagian besar aspek kehidupan manusia modern menjadi lebih mudah dan praktis dengan memanfaatkan teknologi. Salah satu teknologi yang berkembang pesat adalah Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yaitu ponsel.

Perkembangan ponsel yang pesat ini berdampak besar pada kaum milenial, salah satunya adalah remaja. Di masa kini, hampir semua remaja memiliki ponsel. Melalui ponsel mereka dapat berekspresi, berkreasi, berkomunikasi, dan mengakses informasi dimanapun dan kapanpun secara bebas.

Sebagai pelajar, ponsel yang dimiliki oleh remaja memiliki banyak manfaat. Diantaranya; 1) Ponsel dapat mempermudahkan pelajar berkomunikais dengan guru dan teman-temannya terkait  tugas sekolah. 2) Ponsel mempermudah siswa dalam mengakses materi-materi pembelajaran yang ada di internet baik di sekolah maupun di rumah. 3) Ponsel dapat digunakan oleh siswa dan guru untuk mengerjakan ulangan harian melalui google form atau quizizz. 4) Ponsel juga dapat digunakan pelajar untuk mengunggah proyek-proyek di sekolah melalui akun media sosial atau youtube guna mengomunikasikannya dengan khalayak ramai. Di sini pelajar dapat menjadi pembuat konten pembelajaran. 

Selain memiliki dampak yang positif, penggunaan ponsel pada remaja juga mempunyai dampak negatif. Salah satu dampak negatif yang paling terlihat jelas menurunnya kualitas belajar remaja akibat kecanduan ponsel, terutama, kecanduan bermain game. Mereka bermain biasanya bermain game hingga larut malam. Akibatnya, mereka terlambat ke sekolah. Di sekolah pun mereka tidak dapat fokus mengikuti kegiatan pembelajaran karena mengantuk bahkan tertidur.

        Di samping itu bermain ponsel dalam waktu yang lama dapat menyebabkan gangguan kesehatan seperti; 1) Mata menjadi kering sehinga menimbulkan rasa perih. 2) Rabun jauh 3) Tubuh menjadi pegal dan keram, dsb.

        Sebetulnya penggunaan ponsel pada remaja lebih banyak dampak positifnya dibandingkan dampak negatifnya asalkan remaja dapat memanfaatkannya dengan baik. Pada remaja ponsel dapat digunakan sebagai alat pendukung kegiatan belajar mengajar di sekolah maupun di rumah. Karena tidak dapat dipungkiri remaja juga harus mengikuti perkembangan zaman. Jika tidak mereka akan tertinggal.    

Selasa, 24 Januari 2023

Awal tahun 2023 kami berkesempatan untuk liburan ke Kota Malang. Kota Malang adalah salah satu kota yang terdapat di Jawa Timur. Kota Malang adalah kota terbesar nomor dua di provinsi ini. Kota terbesar nomor satu adalah Surabaya. 

Berikut adalah beberapa makanan khas Jawa Timur yang saya santap saat berada di Malang.

 1. Rawon

Dua Porsi Rawon Siap Kami Santap

Bermodalkan ulasan google kami menemukan Rawon Djenggot yang berlamat di Jalan Simpang Kawi. 


Saat itu kami sedang berada di Mall Olympic Garden (MOG) Malang. Setelah kami cek di google, ternyata dari MOG ke Rawon Djenggot lumayan dekat jika ditempuh dengan berjalan kaki. Akhirnya kami memutuskan untuk berjalan kaki. Lumayanlah, hitung-hitung bakar kalori dan bonusnya ya kami dapat menikmati ramainya kota Malang yang saat itu akan turun hujan.


Sebetulnya saya sudah pernah mencicipi rawon. Rawon tersebut  saya masak sendiri menggunakan bumbu instan. Tentu saja rasanya jauh berbeda jika dibandingkan dengan rawon yang saya cicipi ini. 


Rawon adalah makanan khas Jawa Timur yang terbuat dari daging sapi dan bumbu-bumbu pilihan. Namun bumbu kluwek yang membuatnya khas. Bumbu kluwek-lah yang membuat kuah makanan ini berwarna hitam. 


Setelah berjalan kaki lebih kurang 15 menit akhirnya kami sampai di Rawon Djenggot. Kami langsung memesan 2 porsi rawon dengan kuah yang dipisah. Aku sengaja minta kuahnya dipisah supaya dapat mengamati kondimennya. Semangkuk rawon dan sepiring  nasi hangat tiba di hadapan kami.


Rawon ini terdiri dari potongan daging sapi yang cukup tebal tapi lembut, tauge, sambal, dan nasi yang dilengkapi dengan bacem tempe yang dipotong kecil-kecil 


Untuk rasanya aku kesulitan mendeskripsikan rasa mana yang mendominasi. 


2. Soto Lamongan

            Soto Lamongan yang Gurih

Kami tiba di Stasiun Malang Kota Lama pukul lima pagi lewat sedikit. Kami melaksanakan sholat subuh. Setelah itu, kami duduk di area stasiun sambil mencari referensi hotel yang akan kami inapi di Kota Batu. Ya, memang hari pertama tiba kami ingin berwisata di Batu.


Setelah mendapatkan tempat menginap kami langsung menuju ke sana. Setelah check in kami memutuskan untuk istirahat.  Ya, perjalanan kurang lebih 14 jam di kereta tentu saja membuat kami sedikti kelelahan. Menjelang siang kami baru keluar kamar. 


Kami menyewa motor dengan tarif 100rb/hari sebagai alat transportasi mengelilingi kota Batu. 

Kerupuk Ikan Seharga Rp1000/Bungkus sebagai Pelengkap Makan Soto

Kami mengisi bensin. Saat sedang menuggu antrean bensin kami melihat di seberang jalan ada soto Lamongan. Kami memutuskan untuk makan di sana. Kebetulan perut sudah mulai keroncongan.


Kami menyantap Soto Lamongan Pak Budi yang letaknya tepat di seberang SPBU Kec. Junrejo, Kota Batu. Saya memesan soto biasa dengan nasi dipisah seharga 20rb, sedangkan rekan saya memesan soto ekstra seharga 25rb dengan nasi  yang dicampur. 


Tak perlu menunggu lama soto Lamongan sudah tiba di hadapan kami. Wangi koya-nya begitu menggoda. Di dalam semangkuk soto terdapat bihun, suiran ayam yang cukup besar, sepotong telur, sedikit sayur kol, daun bawang, daun seledri, dan bawang goreng. Kuahnya bewarna kuning, rasanya cenderung asin dan gurih. Ditambah sambal rasanya makin sedap.


3. Lontong Balap

Lontong Balap yang Manis Gurih Sungguh Nikmat

Sebetulnya kami mendapatkan makan pagi dari hotel yang akan siap pada pukul 07.00. Tetapi, karena perut saya sudah mulai lapar, saya mengajak rekan untuk mencari lontong balap dengan berjalan kaki. Akan tetapi,  suasana pagi hari yang dingan membuat rasa mager alias malas bergerak merajalela. Akhirnya, kami memesan lontong balap di aplikasi daring.

Dua Buah Lentho sebagai Pelengkap Makan Lontong Balap

Sebetulnya lontong balap yang kami pesan ini bukan rating tertinggi di aplikasi tersebut. Resto dengan rating tertinggi kebetulan belum buka. Ya, namanya juga rezeki kan. Kami memesan di resto Lontong Balap dan Mie Surabaya Pak Sidjan yang beralamat di Sawojajar, kota Malang.

   Kemasannya Rapi dan Anti Tumpah Tentunya

Begitu lontong balap tiba, kami meminjam mangkok di hotel. Isian lontong balap terdiri dari lontong, tauge, tahu goreng, dan lentho yang disiram kuah kaldu. Dan tak lupa ditambah sambal petis biar makin maknyosss.


Oh iya, lentho mirip dengan perkedel yang dibuat dari kacang tolo yang ditumbuk lalu dikepal-kepal dan selanjutnya digoreng.


Lontong balap memiliki cita rasa manis dan gurih.


4. Rujak Cingur

 Satu Porsi  Rujak Cingur Begitu Mengenyangkan


Rujak Cingur ini kami pesan melalui aplikasi ojek daring. Kebetulan hari itu, hari terakhir kami di Malang. Pukul 12.00 siang kami keluar dari hotel. Di lobi hitel kami menunggu makanan tiba sambil menikmati teh tarik. Begitu pesanan tiba kami langsung meninggalkan hotel menunju Stasiun Malang. 


Rujak Cingur saya nikmati di kereta, dalam perjalanan dari Malang menuju Jakarta. 

Isian Rujak Cingur Masih Terlihat Jelas Karena Belum Disiram Kuah Kacang

Menurut saya rujak Cingur begitu unik. Begitu berbeda dengan rujak yang biasa saya nikmati. Isian rujak cingur terdiri dari:

- cingur alias mulut sapi yang teksturnya mirip kikil.

- sayur-mayur: tauge, kangkung,  kol, dan timun

- Buah-buhanan: belimbing dan bengkoang

- Longtong

- Tahu, tempe, risoles

- Kuah kacang yang rasanya pedas manis


Rasa pedas dan manis rujak ditambah sensai segard buah-buahan di dalammnya membuat rujak cingur kaya akan rasa. 


Itulah 4 makanan khas Jawa Timur saya sempat saya cicipi di tengah-tengah liburan saya yang super singkat. 



Rabu, 23 November 2022

Kosong dalam Senja 

 Oleh Junita Susanti


Kosong. Apa sesungguhnya kosong itu? Angka nol-kah? Ya...., Kosong identik dengan angka nol, akan tetapi kosong tak selalu mewakili angka nol, bergaris di pinggir namun bagian tengah bolong. Kosong ternyata memiliki berjuta makna. Tatapan kosong, pikiran kosong, pembicaraan kosong, hati kosong, perut kosong, rumah kosong, dan masih banyak kosong yang lain. Mungkin kosong seperti yang satu ini.

Ia berjalan dengan langkah yang gontai. Kakinya yang rata menapaki jalan yang tak rata. Kerikil berserakkan dimana-mana seolah-olah mewakili tulang-tulang yang juga tampak berserakan di tubuhnya yang seperti lidi itu.

Ya, jalan yang jelek memang membuat seringnya terjadi kecelakaan. Namun pria kosong itu tak peduli dengan jalan yang jelek itu. Ia meneruskan langkahnya menyusuri jalan gang yang kosong.

Tak lama kemudian, tibalah ia dipinggir jalan yang tak kosong, kendaraan hilir mudik di depannya. Kantongnya kosong, ia naik angkutan umum yang juga kosong.

Ya..., Jelas saja kosong, waktu masih menunjukkan pukul sebelas pagi. Manusia masih dalam aktivitasnya masing-masing. Ia akan menemukan angkutan umum yang tidak kosong jika ia berpergian pukul tujuh pagi atau pukul lima sore yang merupakan jam sibuk.

Angkot yang ia naiki mengurangi kecepatan melewati polisi tidur.  Tiba-tiba ia turun dengan tangan kosong. Sopir angkutan hanya geleng-geleng kepala melihatnya. Sopir tersebut tak mendapatkan uang. Ia tertunduk lesu memandang kantongnya yang kosong. Ia pun melanjutkan perjalanannya mencari penumpang yang tak kosong untuk mengisi perutnya yang kosong.

Pria itu duduk di tepi jalan. Sorot matanya kosong menatap air selokan yang berharap kosong. Tentu saja selokan tak pernah kosong. Sampah berserakan menebarkan bau busuk. Pria itu tak menghiraukan bau tajam yang mampu merontokkan bulu hidungnya. Mungkin juga ia tak paham dengan jenis-jenis wewangian, karena ia merupakan jiwa yang kosong.

Pria itu entah siapa namanya. Tak jelas asal-usulnya, yang kuingat, aku mulai melihatnya sejak dua tahun lalu. Sebulan setelah badai besar yang terjadi di laut. Badai tersebut banyak memakan korban, korban jiwa maupun materi. Perahu bahkan kapal nelayan luluhlantak dibuatnya. Peristiwa ini sempat membuat harga ikan dan melambung di pasar.

***

Matahari begitu terik ketika aku pulang sekolah. Aku mempercepat langkah kaki  agar tidak terlalu lama disengat matahari.  Kudukku sedikit bergindik ketika melewati sebuah rumah besar  di dalam gang rumahku. Meskipun siangharu tetap saja aku merasakan suasana horor.

Rumah bewarna putih itu sudah la,a tak berpenghuni. Rumah itu tak terawat. Warna temboknya mulai pudar. Kusen  jendela dan pintu mulai berguguran dimakan rayap. Di dalam rumah rumput liar tumbuh dengan subur. Di bagian halaman depan rumah terdapat pohon mangga dan rambutan yang sudah tua. Setiap tahun mereka berbuah sangat lebat. Akan tetapi tak seorangpun berani memetik buahnya. Konon, siapapun yang berani memetik buah tersebut akan kerasukkan roh penghuni rumah terdahulu yang mati karena bunuh diri. Bahkan, konon beberapa warga pernah melihat hantu di sekitar rumah ini. Benar atau tidaknya cerita ini, wallahuálam.

Seorang pria menarik-narik rambutnya di teras rumah itu. Cahaya matanya yang redup tak sebanding dengan matahari yang kian bercahaya. Dilihat dari penampilannya, aku menduga pria itu berjiwa kosong.

***

Hari ini aku bangun lebih pagi dari biasanya. Aku merapikan tumpukkan surat kabar di teras. Ayahku memang selalu begitu, selalu lupa untuk merapikannya. Hal inilah yang kemudian menjadi bahan omelan ibuku.

Ketika sedang asyik membereskan lembar demi lembar surat kabar tersebut, mataku tertuju pada satu kolom kecil yang bertuliskan 'TABRAK LARI'. Aku terenyuh setelah membacanya. Pria kosong yang sering kulihat itu telah menjadi korban tabrak lari kemarin sore. Beritu tersebut diletakkan di pojok kecil surat kabar, membuat pembaca sulit menemukannya.

Ya Tuhan,,,, pria kosong itu telah pergi meninggalkan dunia yang tak kosong ini dengan jiwa yang kosong.

***

Senja telah tenggelam di ufuk barat. Dalam keremangan itu, seorag gadis kecil berjalan menyusuri Pantai Tapak Paderi. Tangan kurusnya memegang botol bekas yang telah ia potong. Botol bekas itu kosong. Wajahnya memerah. Peluh mengalir hingga ke lehernya. Kulitnya yang dulu berwarna kuning langsat kini menjadi legam terbakar matahari.

Gadis ini tiba di sebuah rumah kecil yang kosong. Gelap. Sang gadis meraih lilin di dekat jendela, lalu menghidupkannya. Ia pun terlentang di atas tikar tua. Matanya  langsung terpejam dan terbangun  kembali oleh lantunan azan yang menggema.

Ia tak menghiraukan panggilan sang pencipta itu. Ia melanjutkan tidurnya. Entah kapan terakhir sang gadis bertegur sapa dengan-Nya. Barangkali ia sudah lupa. Atau mungkihkah lima tahun yang lalu? Ketika ibu sang gadis dipanggil-Nya...

Matahari pagi mulai mengintip ke dalam rumah melalui celah-celah kecil. Deburan ombak Pantai Tapak Paderi terdengar jelas di telinga si gadis. Udara pagi menusuk kulitnya. Ia bangkit dan melangkahkan kaki menuju bibir pantai.

Kakinya yang hitam menginjak pasir yang putih. Tinjak  kakinya tersisah di atas pasir yang telah ia lalui. Ia tiba di bibir pantai. Menghadap ke laut biru. Angin berhembus menerpa tubuhnya. Suara angin dan ombak seolah berlomba menyapanya.

Pantai Tapak Paderi memang sudah sangat bersahabat dengannya.

Pantai Tapak Paderi merupakan salah satu bagian dari pantai yang membentang sepanjang tujuh kilometer di Kota Bengkulu. Ia terletak di antara Pantai Panjang dan Pantai Jakat. Pantai Tapak paderi, Pantai Panjang, merupakan simbol wisata Provinsi Bengkulu.

Pantai Panjang adalah pantai yang begitu indah dengan pasir putih dan laut biru yang memukau. Deretan pohon pinus dan pohon cemara di pinggir pantai begitu memesona. Pantai pangjang dapat dijadikan destinasi berlibur di akhir pekan. Suasananya tenang dan damai.

Lain halnya dengan dengan Pantai Panjang, nafas kehidupan begitu terasa di Pantai Tapak Paderi. Hiruk pikuk manusia terlihat di sini. Deretan perahu nelayan menjadi suatu pemandangan yang khas. Di samping itu, warga kampung nelayan ini juga menjajakkan aneka hasil laut, baik yang masih mentah maupun yang sdah di olah. Jika berkunjung ke Bengkulu tak lengkap rasanya jika belum menikmati keindahan alam pantainya.

Gadis kecil itu membiarkan air pantai menyentuh kakinya. Matanya memandang laut lepas. Wajahnya penuh harap. Ia berharap perahu nelayan datang. Ya, perahu ayahnya.

Jika dari kejauhan ia melihat perahu sang ayah, ia akan melambaikan tangan.  Ayahnya  akan melempar senyuman. Setelah ayahnya tiba di darat, ia membantu ayah membawa hasil laut yang berhasil ditangkap. Lalu, ikan-ikan itu akan dijual  ibunya di pasar ikan.

Sudah dua tahun sang gadis setiap pagi menuju pantai. Hujan badai ia tak peduli. Ia tetap menunggu ayahnya pulang dari melaut. Namun,  juga ayahnya tak kunjung datang. Sudah tahun ayahnya tak muncul di bibir pantai. Begitu pun hari ini. Ayahnya tak juga muncul. Ia pulang dengan hati yang kosong.

***

 Cik Saripah yang bertubuh gempal itu serupa pisang ambon dengan balutan daster kuningnya. Ia yang sedang asyik menjemur pakaian terhenti melihat si gadis lewat. Secepat kilat ia masuk ke rumahnya dan muncul kembali dengan membawa bungkusan.

 "Oii..., gadis dari mano kau?"

Sang gadis tak memberi respon. Cik Saripah mendekatinya. "Iko na, sarapanlah dulu."

Dengan tatapan kosong, mengambil bungkusan itu dari tangan Cik Saripah. Lalu pergi tanpa suara. Cik Saripah kembali melanjutkan pekerjaannya.

Ia sudah terbiasa dengan sikap sang gadis. Sudah dua tahun ini ia memberi sang gadis makan meskipun sering ditolak.

 "Sayo sudah makan Cik."

 "Sayo masih kenyang Cik"

Kalimat-kalimat itulah yang kerap muncul dari mulut mungil sang gadis ketika Cik Saripah mengantarkan makanan ke rumahnya. Jika sang gadis tak terlihat ia akan khawatir. Bagaimana pun juga ia menyayangi sang gadis seperti anaknya sendiri. Ia kasihan terhadap sang gadis. Di usianya yang masih kecil ia sudah kehilangan ibu. Dan sekarang ayahnya entah dimana. Berulang kali ia mengajak sang gadis untuk tinggal di rumahnya. Tetapi tetap saja ditolak.

***

Ah...  Ayah, rupanya kau tak pulang hari ini. Apa air laut pasang? Atau kau tak berani pulang karena ikan sedang tak bersahabat denganmu? Tak apa Ayah, walaupun kau hanya membawa ikan slengek, aku sudah senang. Aku hanya ingin ayah pulang. Baik..., baiklah, hari ini aku cukup kecewa Ayah, tapi esok aku akan menggumu lagi.

Ayah, pulanglah. Aku rindu saat kita menikmati senja bersama. Kau bilang senja di Pantai Tapak Paderi adalah yang terelok. Ayah, kau berjanji padaku akan membelikan papan surfing. Kau bilang aku akan menjadi surfer terhebat di Bengkulu nantinya. Apa Ayah sudah lupa janji itu? Baiklah Ayah, aku akan mengingatkanmu kembali.

Waktu itu, kita tengah mennati senja datang. Sembari menunggu, kita melihat para surfer beraksi di Pantai Paderi. Aku sangat antusias. Aku bertepuk dan bersorak melihat para surfer itu berhasil meliuk-liuk dalam irama ombak. Aku pun meliuk-liuk menirukan

gaya mereka. Ayah tersenyum melihat tingkahku.

"Wai..., Yah, padek nian orang itu!" tunjukku kepada seorang surfer yang sukses kutiru liukannya.

"Orang itu rajin latihan. Itulah dio padek. Nah, cubo tengok di ujung tu, Dek, nang itu

lebih padek lagi!"

Mataku mengikuti arah jari telunjuk ayah. Dari kejauhan kulihat sang surfer berhasil mendapatkan ombak yang besar. Ketika ombak berjarak kurang lebih tiga meter darinya, ia membalikkan tubuhnya. Meliuk dalam balutan ombak. Aku tak henti bertepuk tangan.

"Yah, adek jugi endak jugo bisa cak itu!"

"Adek harus belajar dulu. Tunggu Ayah balik dari melaut, kelak ayah belikan papan surfing..."

"Yeee.....!" aku sangat girang.

Ayah, aku harap kau tak lupa janji itu.

Ah, senja..., kau datang lagi. Setiap sore kau selalu datang ke rumahku. Kau datang sendiri saja. Mengapa kau tak kau bawa ayahku? Ah, mungkin kau tak bisa membawa ayahku. Baiklah, aku yang akan menjemputnya. Kau tunggu saja.

Ah, senja..., aku benci padamu. Aku benci melihatmu. Kau selalu mengingatkanku pada ayah. Tapi, mengapa kau selalu memanggilku untuk menemuimu? Apa gunanya aku menemuimu jika ayah tak bersamamu? Tapi, tunggu dulu, mengapa wajah emasmu selalu merayuku? Dengan langkah malu-malu aku menemuimu.

Sang gadis berjalan menuju bibir pantai. Lalu ia duduk di atas bebatuan.

Senja telah kembali ke peraduannya. Malam mulai mengepakkan sayap. Orang-orang mulaiberanjak dari tempat duduknya meninggalkan Pantai paderi. Tapi tidak dengan sang gadis. Ia masih di sana walaupun senja telah menghilang dibalik laut yang beriak tenang.

 Berlahan tak ada lagi cahaya senja di laut. Laut menjadi gelap, yang terlihat hanya kerlap-kerlip lampu kapal nelayan dari kejauhan. Entah apa yang dipikirkan snag gadis, tiba-tiba ia menjatuhkan tubuhnya ke laut. Tubuhnya tenggelam seketika. Tak seorangpun yang melihat.

***

Pagi-pagi sekali Cik Saripah mendatangi rumah sang gadis untuk mengantarkan makanan. Namun, rumah itu kosong. Kecemasan mulai meyelimutinya. Kecemasa itu tiba-tiba berubah menjadi kesedihan ketika para nelayan membawa sesosok wajah yang dikenalnya. Tangisnya pun pecah.

Tanpa sang gadis ketahui. Di belahan kota Bengkulu lainnya, pria kosong telah lama meninggalkan dunia ini. Meninggalkan sang gadis, anaknya.

Kini, gubuk reot dibalik megahnya Benteng Marlborough itu benar-benar kosong. Dua senja telah merenggut dua manusia.

  

Catatan: Cerpen Kosong dalam Senja ini diambil dari antologi cerpen karya FLP Bengkulu yang berjudul Sebait Kisah dari  Bengkulu. Selamat mengerjakan tugas :)