Sebetulnya saya ke sini pada momen liburan idul fitri tahun lalu, tetapi baru sempat saya tulis sekarang. Tetapi kedatangan saya ke sini menurut saya momennya kurang tepat. Ya, di saat libur lebaran. So, suasananya sangat ramai. Untuk mendapat foto yang objek yang keceh dan instagramable susah banget. Tapi dari pada tidak dapat sama sekali akhirnya saya tetap jeprat-jepret.
Lebaran ketiga kami bertolak ke kabupaten Lebong. dibutuhkan kurang lebih 4 jam untuk tiba di kabupaten ini untyk ukuran waktu normal. Jika banyak istirahat seperti rombongan kami tentu saja waktu tempuh akan lebih dari 4 jam... hehe
Ramai Sekali |
Pagi-pagi sekali kami sudah bergerak. Soalnya target kami memang mau PP alias pulang-pergi saja, tidak menginap. Maklumlah, kami membawa pasukan lansia dan anak-anak. Selain itu, tempatnya juga cukup jauh dari kota.
Rencana berangkat pukul enam pagi molor jadi jam tujuh pagi. Padahal saya on the way dari rumah selepas subuh. Tapi biasalah namanya juga WIB (Waktu Indonesia Bergeser).
Mari Merebus Telur |
Airnya Mendidih |
Sekitar pukul 11 lebih kami baru tiba di danau tes. Kami memutuskan untuk makan siang dulu karena perut juga sudah mulai keroncongan. Kami langsung mengeluarkan perbekalan yang memang telah disiapkan dari dalam mobil.
Di Danau Tes memang disedikan tempat seperti warung untuk beristirahat. Pengunjung boleh membawa makanan dari luar dan memakannya di sini. Saya lihat banyak juga pengunjung lain yang membawa bekal seperti kami.
Banyak Jualan Telor |
Supaya tidak sekedar menumpng istirahat saja kami memesan mie instan, kopi, teh, serta makanan ringan lainnya di warung tempat kami berisitiarahat. Disini kami hanya membayar makanan dan minuman yang kami beli beserta biaya parkir lima ribu rupiah untuk dua mobil. Murah bukan?
Kami pun melanjutkan perjalanan. Di perjalanan kami singgah membeli jeruk gerga. Jeruk khas kabupaten Lebong. Rasanya cenderung asam segar. Tapi kalo saya pribadi kurang suka. Harga perkilo yang besar Rp20.000, yang sedang Rp15.000, sedangkan yang kecil Rp10.000. Saya pun membeli yang ukuran besar sebanyak 3 kg. Lumayan untuk oleh-oleh.
Tetap Berhati-Hati Ya |
Tujuan kami memang wisata Air Putih. Letaknya memang cukup jauh juga dari pusat kota kabupaten. Oleh sebab itu kami banyak istirahat di perjalanan. Bayangkan saja waktu zuhur telah tiba kami belum juga sampai di wisata tujuan. Kami berhenti sejenak di masjid untuk sholat zuhur. Setelah itu barulah kembali melanjutkan perjalanan.
Sekitar pukul dua siang kami akhirnya kami memasuki gang menuju wisata air putih. Di depan gang terdapat penanda bahwa di dalam terdapat wsiata tersebut. Kendaraan di kjalan ini hillir mudik. Ada yang baru akan menuju tempat wisata seperti kami, ada juga yang sudah selesai dan akan pulang.
Begitu tiba di wisata Air Putih, kami disambut oleh ramainya kendaraan terparkir. Di gerbang depan dijaga oleh petugas. Untuk bisa masuk kami membayar Rp10.000 per orang.
Dari gerbang depan, kami berjalan kami mungkin sekitar setengah kilo. Di sepanjang jalan banyak orang berjualan makanan berat hingga makanan ringan. Ada juga penjual pakaian dan makanan. Tetapi yang paling menarik mata saya adalah jualan aneka telur seperti telur ayam ras, ayam kampung, telur bebek hingga telur puyuh. Di samping itu yang tak kalah banyak adalah jualan mie instan dalam kap.
Setelah saya tiba di pemandian barulah saya tahu kenapa banyak sekali telur dan mi ijstan cup di sana. Ternyata para pengunjung berlomba-lomba untuk membuktikan keajaiban air panas ini. Mereka mencoba memasak telur dan memasak mie instan dengan air tersebut.
Oh iya, jika ingin mencoba sensasi merebus telur di sini kamu bisa membawanya dari rumah. Namun jika tidak membawa di sini juga banyak pedagang yang menjajakan aneka telur seperti telur ayam, bebek, hingga burung Puyuh. Harganya memang sedikit lebih mahal dari harga pasaran. Tapi oke aja ya, namanya juga tempat wisata.
Sungai Air Putih Ini Jernih Sekali |
Entahlah, yang jelas kami tidak mencoba untuk memasak hal tersebut. Jadi, kami tidak tahu bagaimana hasilnya. Yang jelas untuk mencoba saya agak-agak ngeri. Ya, maklumlah pengunjung ramai saya memikirkan kebersihannya.
Banyak pengunjung yang mandi di titik-titik air hangatnya. Titik-titik air hangat ini tidak terlalu banyak. Titik-tik air hangat ini dihasilkan dari aliran air panas di hulunya.
Wisata air putih ini sebetulnya sama saja seperti air sungai biasanya. Hanya saja ada beberapa titik di sungai ini yang mengeluarkan air panas. Meskipun disebut áir putih'warna airnya tidaklah putih, melainkan bening jernih dan segar. Sebutan áir putih'bisa jai karena tempat wisata ini terdapat di desa yang bernama Air Putih.
Oh iya, ini video wisata Air Putih yang pernah saya unggah di akun sosial media. Bonus...