Rabu, 21 Februari 2018

Jika berbicara soal traveling atau liburan memang tidak akan pernah ada habisnya. Dapat dipastikan bahwa setiap orang pasti senang jika diajak liburan. Apa lagi saya. Ayo, kapan? Kemana? Jangan lupa ajak saya... hehehe

Baca juga: 5 Hal yang Dapat Kamu Lakukan di Pulau Tikus

Nah, bicara soal liburan, di Bengkulu banyak lho tempat liburan yang asyik. Salah satunya adalah pulau Tikus. Pulau Tikus dapat kamu jadikan alternatif untuk berwisata bahari. Yap, Berikut ini ada beberapa hal yang menjadikan pulau Tikus sebagai tempat liburan yang asyik versi sajaksajagagaldotcom. Apa saja itu? Yuk simak...

Letaknya Tidak Jauh
berangkat yuuk
Letak pulau Tikus yang tidak jauh dari pusat kota membuat wisatawan senang datang ke sini. Ya, cukup menempuh perjalanan kurang lebih 60 menit, wisatawan sudah dapat menginjakan kaki di pulau yang cantik ini. Selain itu, di sepanjang perjalanan menuju pulau mata wisatawan akan dimanjakan oleh birunya laut Bengkulu yang begitu indah. Hal ini membuat wisatawan merasa enjoy saat dalam perjalanan. Enam puluh menit pun terasa enam menit saja... hehe

Akses Mudah
semangat yoo
Akses untuk menuju pulau Tikus sangatlah mudah. Dari pusat kota (daerah Soeprapto) wisatawan cukup satu kali naik angkutan kota (angkot) berwarna kuning dengan ongkos 4000 rupiah per orang. Angkot berwarna kuning ini akan mengantar wisatawan ke Pantai Tapak Paderi. Di Pantai Tapak Paderi ini terdapat banyak agen wisata yang siap sedia mengantarkan wisatawan ke pulau Tikus. Satu kali pemberangkatan minimal 10 orang ya. Sebaiknya, berkunjunglah ke pulau Tikus rama-ramai bersama teman atau keluarga biar semakin asyik dan seru. Nah, kalau kamu lagi #solotrip gak ada salahnya juga  kok berkunjung ke sini. Kamu akan diberangkatkan bersama rombongan lainnya. Pokoknya jika memenuhi batas minimal maka akan diberangkatkan. Nah, kamu bisa dapat teman baru juga kan. 

Baca juga: Finding Nemo di Pulau Tikus

Biaya Terjangkau
swafoto yuk
Untuk masalah biaya, berwisata ke pulau Tikus tergolong murah alias terjangkau banget alias tidak menguras kantong. Yap, cukup merogoh kocek 150-200 ribu rupiah per orang kita sudah dapat berwisata ke sini. Dengan biaya sebesar itu, wisatawan sudah mendapatkan beberapa fasilitas, seperti snorkeling, foto under water, tour guide, dan makan siang. Wah, cukup murah ya. 

Aktivitas Under Water
halo ikan Nemo
Nah, kalau ke pulau Tikus wajib banget ya mencoba aktivitas under water-nya.  Ya, biasanya hal ini adalah tujuan utama mengapa wisatawan datang ke pulau Tikus. Aktivitas snorkeling, diving, floating, dan foto under water menjadi favourite wisatawan saat ke sini. Sayang rasanya jika melewatkan untuk menikmati keindahan laut provinsi Bengkulu. 


ikan ikan

Aktivitas Darat Pun Asyik
semangat nyanyi-nya yoo
Ya, walaupun tujuan utama wisatawan mengunjungi pulau Tikus untuk menikmati keindahan bawah lautnya, tetapi aktivitas di darat tak kalah asyik lho. Selain tempat beristirahat, di daratan kamu juga bisa melakukan berbagaimacam aktivitas. Misalnya, memanah dan rujak party. Atau pun lomba tujuh belas Agustus-an boleh juga ya di sini, makan kerupuk dan balap karung di atas pasir asyik juga lho. Cobain aja kalo gak percaya.. hehe

For Your Information, Blogger Bengkulu aka BoBe, pernah melakukan lomba tujuh belasan di sini. Asli seru banget...


sini, saya panah
Oke sekian dulu tulisan ini. Berjumpa lagi insya Allah di tulisan lainnya ya. Terima kasih!

Note: Semua foto/gambar yang saya gunakan dalam artikel merupakan koleksi/milik sobat bobe BUKAN koleksi pribadi ya..

Senin, 19 Februari 2018

Sudah cukup lama rasanya tidak mengikuti pengajian. Nah, kali ini mumpung ada kesempatan, saya pun ikut pengajian minggu ini. Menurut pengalaman saya, penting sekali menghadiri kajian, karena kajian itu sendiri dapat menguatkan (kembali) saat iman (kita) sedang berada dalam kondisi lemah. Ya, kalau kata teman saya, fungsi kajian itu untuk meng-charge jiwa yang sedang low bat

Menghadiri kajian atau majelis ilmu sangat banyak manfaatnya. Di antaranya adalah mendapatkan pahala yang besar dari Allah SWT, Allah juga akan mengampuni dosa orang yang mendatangi majelis ilmu, Allah akan memudahkan jalannya menuju surga, selama dalam majelis ilmu ia akan dinaungi oleh para malaikat, dan masih banyak lagi manfaat mendatangi mejalis ilmu. Yang terpenting ilmunya sih... hehe

Oke kembali ke curhatan saya (hehehe). Pukul 08.00 pagi saya sudah berada di Hotel Samudra Dwinka yang berada di daerah Pintu Batu. Hanya butuh 10-15 menit dari rumah saya untuk tiba di hotel. Di sana sudah ramai sehingga saya kebagian duduk di belakang. 

Kajian kali ini diselenggarakan oleh teman-teman dari komunitas BMI (Back to Muslim Identity). Mereka mengahdirkan pembicara yang begitu kece. Ia adalah ustadzah Srie Dewi, S.E.I, M.E. Beliau berasal dari kota Palembang. Ustadzah Srie Dewi merupakan dosen di UIN Raden Patah Palembang. Beliau datang jauh-jauh demi berbagi ilmu kepada muslimah yang ada di Bengkulu. Wah.. asyik ya!

Ustadzah Srie Dewi adalah orang yang energik dan berjiwa muda (beliau emang masih muda sih, usianya hanya dua tahun di atas saya) sehingga memang beliau sangat cocok menyampaikan materi seputaran kehidupan di para remaja. Ya, seperti kita ketahui bahwa pergaulan para remaja akhir-akhir ini memang semakin mengkhawatirkan, sangat jauh dari muslim identity. 

Melihat fenomena yang ada itu, makan teman-teman BMI pada kajian kali mengangkat tema "TEENS JAMAN NOW BICARA CINTA". Wah... saya jadi malu. Saya kan gak teens lagi (haha). Ya, walaupun saya tidak (lagi) termasuk ke dalam golongan teens saya tetap semangat mengikuti kajian karena dalam keseharian saya sangat dekat dengan mereka masih tergolong teens dan kids. Sangat penting ilmu yang saya dapatkan untuk disampaikan kembali kepada mereka sebagaimana rumus PAS yang disampaikan Ustadzahh Srie Dewi, bahwa sejatinya sebuah ilmu yang kita dapatkan harus di-Pahami dengan baik, Amalkan dalam diri sendiri, lalu Sampaikan kepada orang lain.

Ya, jika bicara soal kehidupan remaja memang tidak ada habisnya, terutama perihal. Apalagi bicara soal cinta dikalangan remaja yang semakin mengkhawatirkan ini. Terlebih lagi akhir-akhir ini banyak sekali peristiwa-peristiwa mengerikan akibat cinta (katanya) di kalangan remaja. Bahkan di kota saya sendiri, ada peristiwa pelajar SMA membunuh mantan kekasihnya akibat ditolak CLBK alias balikan lagi. Waduh.. betul-betul zaman now yang mengerikan sekali!

Atas keperihatinan inilah, teman-teman dari komunitas BMI (berusaha) selalu memberikan kajian untuk menghindarkan para teens dari pemahaman cinta yang salah kaprah. Hadirnya perkembangan teknologi digital juga membuat para teens mudah digempur oleh budaya-budaya asing yang jelas-jelas tidak menunjukkan muslim identity

Kehidupan teens yang keren itu adalah teens yang sebanyak-banyaknya menuntut ilmu, sebanyak-banyaknya mengukir prestasi, dan sebanyak-banyaknya bermanfaat untuk masyarakat. Hal semacam inilah yang coba teman-teman BMI berikan (pengaruhnya) kepada teens zaman now agar kembali pada muslim identity. 

Nah, itulah kira-kira yang dapat saya simpulkan dari tujuan kajian yang diadakan teman-teman dari BMI. Sebelum pulang, saya membaca bahwa akan ada tujuh golongan manusia yang akan Allah lindungi dalam perlindungan-Nya pada saat tidak ada perlindungan selain perlindungan-Nya, yaitu:
  • Penguasa yang adil
  • Pemuda yang tumbuh dalam suasana beribadah kepada Tuhan-Nya
  • Seseorang yang hatinya selalu terpaut ke masjid
  • Dua orang yang saling mencintai karena Allah, keduanya berjuang dan berpisah karena Allah
  • Seseorang yang digoda oleh wanita cantik dan rupawan, lalu ia berkata, "Aku takut kepada Allah".
  • Seseorang yang biasa bersedekah secara rahasia sehingga tangan kirinya tidak tahu apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya
  • Seseorang yang biasa mengingat Allah secara menyendiri, lalu air matanya menetes
(HR Al-Bukhari)

Semoga kita termasuk ke dalam tujuh golongan di atas ya.... amiin

Kamis, 15 Februari 2018

Whoa... sulit move on rasanya dari liburan ke Pulau Tikus. Yup, sekali ke sana pingin balik lagi dan balik lagi. Kalau perlu tinggal di sana deh.. hehe

Jangan lewatkan: Finding Nemo di Pulau Tikus

Iya dong, banyak hal yang dapat kita dilakukan di pulau Tikus. Apa saja itu? Yuk simak di bawah ini!


1. Snorkeling
asyiknya snorkeling di pulau Tikus
sumber foto: sobat BOBE
Ya, pulau Tikus adalah tempat snorkeling favorit. Kamu tahu snorkeling kan? Itu lho.. aktivitas menyelam di perairan yang dangkal. Snorkeling juga dikenal dengan istilah skin diving. Peralatan yang digunakan saat snorkeling tergolong  masih sederhana, yaitu masker selam, snorkel, dan fin (kaki bebek). Saat snorkeling kita juga bisa menggunakan pakaian biasa. Tapi, jangan lupa menggunakan baju yang nyaman dan memudahkan bergerak di dalam air ya.

Oh iya, saat snorkeling di pulau Tikus kamu akan berjumpa dengan ikan Nemo. Ikan Nemo adalah ikan badut yang menjadi incaran wisatawan untuk diajak foto-foto. Tidak hanya ikan Nemo, di pulau cantik ini juga banyak ikan lain yang dapat diajak berswafoto. 


2. Diving
sumber foto: facebook Ekspayer Edy
Ya, selain snorkeling, di pulau Tikus kamu juga bisa diving. Nah, untuk yang satu ini sepertinya kurang populer ya di pulau Tikus karena untuk di provinsi Bengkulu spot diving favorit adalah di pulau Enggano dan sepanjang laut di  daerah Kaur, kabupaten Bengkulu Selatan. Kata abang saya, pulau Tikus kurang mendukung untuk kegiatan diving. Tapi, saat saya berwisata ke pulau Tikus saya melihat dua orang wistawan asing membawa alat SCUBA. Nah, dari pemandangan tersebut, saya menyimpulkan bahwa ternyata kita juga bisa kok diving di sini. Biar gak penasaran dicoba aja ya...

Diving berbeda dengan snorkeling. Snorkeling dapat dilakukan di perairan dangkal (di tepi pulau), sedangkan diving harus dilakukan di perairan yang dalam. Diving menggunakan alat-alat yang lebih kompleks, seperti tangki oksigen, masker selam, wetsuit (baju sejenis jumpsuit, khusus untuk diving), pemberat, fin (kaki bebek). Selain itu, untuk bisa diving di laut kita memiliki beberapa pengetahuan. Pertama, kita harus paham bagaimana cara menggunakan alat-alat di dalam air. Kedua, kita harus paham kode-kode  saat berkomunikasi dalam air. Ketiga, kita butuh latihan. Nah, jika ada yang kurang boleh ditambahkan sendiri ya. Yang jelas untuk bisa diving kita harus mempunyai SIM (Surat Izin Menyelam) atau dikenal dengan nama diving licence. 

3. Floating
saya gak lagi floating sih, lagi terdampar aja.. hehe
sumber foto: sobat BOBE
Nah, kalau yang ini, aktivitas pembuka yang wajib banget dilakukan di pulau Tikus. Untuk bisa floating atau mengapung di atas air ada tekniknya sendiri. Jika belum bisa, sebaiknya latihan dulu di kolam renang ya. Sebelum melakukan kegiatan ini, pastikan kamu bisa berenang ya. Takutnya kamu keasyikan tiduran di air dan gak sadar tiba-tiba udah di tengah laut aja.. hehe 

Air laut yang begitu biru dan bersih membuat kita nyaman untuk ber-floating ria. Asyik banget deh floating di sini. Seger rasanya!! Walaupun pas pulang kulit jadi gosong... hehe

4. Camping
sumber foto: kemanaajaboleh.com
Nah untuk point nomor 4 ini, jujur saya sendiri belum pernah mencoba. Tetapi abang saya sering camping di sini. Cukup bawa tenda, logistik, dan peralatan memasak. Yang terpenting, sebelum camping jangan lupa izin terlebih dahulu dengan penjaga pulau demi keamanan dan kenyaman.

Konon katanya camping di pulau tikus sangatlah romantis. Betapa tidak, kita tidur di bawah langit dengan taburan ribuan bintang (kalau gak hujan yes). Istilah anak-anak IG sih, five billion star hotel, alias lebih mewah dari hotel bintang lima. Meletakkan punggung di atas pasir yang begitu bersih sembari menikmati gemericik air laut adalah momen yang sulit dilupakan. Dan, tak lupa api unggun sebagai pelengkap. 

Wah.. saya sungguh ingin merasakan camping di pinggir laut. Kalau camping di hutan sudah mainstream... hehe


5. Selfi (ng)
selfi (ng) di pulau Tikus
sumber foto: facebook Ekspayer Edy
Maksa banget ya nulis selfi (ng) biar bunyinya ada 'ing'-nya kayak yang lain... hehe

Selfi atau swafoto adalah hal yang wajib saat pergi ke suatu tempat. Ya, kalau gak foto-foto gak afdol rasanya. Terlebih lagi zaman now, dunia sosial media berperan penting dalam mempromosikan tempat-tempat wisata suatu daerah. Jadi, saat datang ke pulau Tikus wajib foto-foto ya, abis itu diunggah ke media sosial yang kamu punya untuk mempromosikan keindahan pulau Tikus. 


Sekian dulu tulisan ini. Insya Allah jumpa lagi di tulisan saya yang lain ya...

Catatan: foto-foto yang saya gunakan dalam artikel ini disadur dari facebook Ekspayer Edy, sobat BOBE, dan kemanaajabolehdotcom BUKAN dokumen pribadi ya

Kamis, 08 Februari 2018

Film Finding Nemo

Siapa yang tidak tahu film Finding Nemo? Ya, rata-rata semua orang tahu film keren ini. Finding Nemo adalah film yang diproduksi oleh Pixar dan dirilis pada tahun 2003. Film ini sukses meraih penghargaan Oscar sebagai film animasi terbaik. 

Nemo adalah ikan badut yang berwarna oranye, putih, dan hitam belang-belang. Nemo memiliki ayah yang bernama Marlin. Marlin dan Nemo hidup tenang di laut bersama biota laut lainnya.

Suatu hari Nemo tertangkap oleh manusia. Kemudian ia dibawa ke Australia dan dimasukan ke dalam akuarium. Menyadari anaknya telah hilang, Marlin lalu berupaya mencari dan menyelamat Nemo. Dalam perjalanan itu, ia bertemu dengan seekor ikan pelupa bernama Dory. Dibantu oleh Dory, akhirnya Nemo berhasil ditemukan. Finally, they are live happily ever after. Oh, so sweet!
persiapan dulu ya sebelum menyelam
Pulau Tikus

Oke ya. Kali ini saya tidak akan membahas tentang film Finding Nemo. Tetapi saya akan sharing tentang pengalaman saya berjumpa si Nemo di pulau Tikus. Wah, ternyata di pulau Tikus ada Nemo juga ya. 

Pulau tikus adalah salah satu pulau yang terletak di provinsi Bengkulu. Pulau ini hanya berjarak sekitar 10 KM dari pusat kota. Jarak tempuh ke pulau ini kurang lebih selama 60 menit menggunakan perahu milik nelayan. Jika ingin berwisata ke pulau cantik ini kita dapat menggunakan agensi wisata yang ada di sekitar pantai Tapak Paderi. Cukup merogoh kocek sekitar 150-200 ribu rupiah saja per orang. Itu sudah termasuk paket snorkeling, foto under water, makan siang, serta ditemani instruktur yang siap menemani kita beraktivitas di pulau. Wah... cukup murah ya... 
Nemo dan teman-teman sudah nampak nih
Perjalanan Menuju Pulau Tikus

Saya ingat betul, hari itu hari Kamis. Saya bangun pagi-pagi sekali. Packing menyiapkan segala keperluan untuk di pulau nantinya. Pukul 7 pagi saya diantar ke pantai Tapak Paderi dan berkumpul bersama teman-teman. Sekitar pukul 9 pagi kami mulai melakukan perjalanan menuju pulau Tikus.

Setelah berada di perahu selama kurang lebih satu jam akhirnya rombongan kami tiba juga di pulau yang cantik ini. Saat di perahu, saya sempat didera mabuk laut. Wah, rasanya sangat tidak nyaman. Saya berusaha enjoy dan menikmati pemandangan untuk melupakan rasa mual. Tetapi sia-sia saja. Pada akhirnya, Saya harus ikhlas memberikan  sarapan saya kepada ikan-ikan di laut. Uwakkk.. uwakkk... 
Hello Nemo, I will catch you.. hehe
Setelah semua isi perut keluar, barulah saya merasa sedikit lega. Terlebih lagi setelah tiba di pulau. Angin pulau yang sepo-sepoi membuat keadaan saya semakin membaik. Segar.. segar!!! Birunya laut membuat saya tak sabar ingin segera floating-floating cantik. Pasir pulau yang sangat bersih semakin menggelitik hati saya untuk segera ber-duyung ria di atasnya. 

Kebetulan saat itu kami tiba sudah agak siang sehingga kami memutuskan untuk makan siang terlebih dahulu sebelum melakukan serangkaian kegiatan penting. Setelah makan, barulah kami melakukan  kegiatan bersama. Setelah kegiatan bersama usai hal yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba juga. This is it! Finding Nemo! Yeay... Snorkeling menjumpai Nemo. Asyiknya....
Hello Nemo
Finding Nemo!

Karena keterbatasan alat dan pendamping akhirnya kami dibagi menjadi dua tim. Tim pertama akan snorkeling terlebih dahulu. Sedangkan tim kedua menyusul setelah tim pertama usai. Kebetulan saat itu saya kebagian menjadi tim kedua. Saya menunggu dengan sabar. Di sela-sela menunggu, saya mewujudkan keinginan untuk floating dan bobo cantik di atas air laut. Kebetulan bouyancy atau gaya apung tubuh saya tehadap air memang tinggi. Jadi, untuk urusan floating insya Allah mudah saja. 
Ini Nemo
Setelah menunggu cukup lama, akhirnya tim kedua dipanggil untuk snorkeling. Yeay!! Kami langsung menggunakan sepatu karet, snorkel, dan masker. Di laut pendamping dan fotografer sudah menunggu dan siap membantu kami untuk berjumpa dengan Nemo. 

Kami menyelam secara bergantian untuk menjaga kenyaman si Nemo. Nah, tibalah giliran saya. Karena bouyancy saya tinggi makan tubuh saya harus ditekan agar bisa menyelam. Ya, dengan bantuan teman-teman, saya pun berhasil melihat Nemo. 
hayoo.. mau kemana
Setelah puas melihat Nemo. Pendamping mengajak kami untuk melihat ikan lainnya. Karena baru saja kami melihat ikan Nemo, maka ikan yang akan kami lihat ini kami beri nama ikan Dory. Ya, walaupun bukan ikan Dory sungguhan, ikan ini memiliki warna sedikit biru. Sedikit mirip lah dengan Dory. Ya, anggap saja Dory si ikan pelupa.. hehe

Finding Dory KW

Habitat Dory KW cukup jauh dari daratan. Letaknya di tengah laut. Tempat itu sedikit dalam. Tetapi hal itu tidak melunturkan semangat kami untuk bertemu Dory. Ya, walaupun pada akhirnya beberapa teman memutuskan untuk berhenti berjuang dan putar arah karena arus yang begitu deras. Ya, arus membuat kami sedikit kesulitan untuk tiba di kediaman ikan Dory. 
Ikan Dory KW.. wkwk
Saya, Nani, Trie, Dani, dan Rio tak patah arang. Kami berlima melanjutkan perjuangan. Setelah bahu membahu cukup lama akhirnya kami tiba juga di kediaman ikan Dory. Kami  langsung berfoto-foto cantik/ganteng di tengah-tengah ikan Dory yang sedang asyik menyantap remahan roti yang sengaja kami tabur agar mereka mendekat. 

Ya, (lagi-lagi) karena bouyancy saya tinggi, rekan-rekan (kembali) harus menahan tubuh saya di dalam air. 

Puas rasanya menjumpai ikan-ikan cantik/ganteng di pulau Tikus. Kalau kamu mau jumpa Nemo dan kawan-kawanya, kamu boleh ya snorkeling di pulau Tikus Bengkulu. Dijamin menyenangkan...


Dory everywhere
Tips Nyaman Saat Snorkeling:
  • Gunaka Masker selam agar dapat melihat keindahan alam bawah laut dengan maksimal
  • Gunakan sepatu karet khusus menyelam agar kaki terhindar dari luka akibat gesekan dengan karang-karang laut yang tajam
  • Gunakan snorkel untuk memudahkan bernafas 
  • Gunakan pakaian yang mudah kering dan tidak menyerap air
  • Gunakan pakaian yang memudahkan kita untuk bergerak di dalam air

Sekian dulu tulisan ini. Insya Allah berjumpa lagi di tulisan saya yang lain ya. Terima kasih. 

Catatan: Semua foto/gambar yang saya gunakan dalam artikel ini adalah milik sobat bobe, BUKAN dokumen saya pribadi ya...

Senin, 05 Februari 2018

Tak bosan rasanya menyusuri Jalan Braga. Ya, sebuah jalan yang terletak di jantung kota Bandung. Begitu menginjakkan kaki di sini, Bandung tempo dulu langsung terasa. Hal ini didukung juga oleh bangunan-bangunan tua yang ada di sepanjang Jalan Braga. Ya, saya memang menyenangi wisata kota tua. Saya begitu antusias.

Jalan Braga terletak di posisi yang strategis. Namun, yang paling ingin saya kunjungi  saat ke sini adalah Museum Asia Afrika. Sebetulnya saya sangat ingin masuk ke museum ini, tetapi saat saya lewat sedang tutup. Ya, karena saya datang Minggu pagi. Tahun 2016 saya juga gagal mengunjungi tempat ini. Ternyata di tahun 2017 saya gagal lagi. Mungkin saya harus mengunjungi Bandung untuk ketiga kalinya.. hehe

Rencananya  hari itu kami akan membuat tulisan FLP di masjid Raya Bandung. Untuk menuju ke sana kami diharuskan berjalan kaki. Wah.. favourite saya nih. Senang rasanya menyusuri kota Bandung dengan kaki. Dengan begitusaya lebih puas menikmati pemndangan kota Bandung yang asri. Setelah berjalan cukup lama, akhirnya kami tiba alun-alun kota, berfoto-foto, lalu melanjutkan kembali melanjutkan perjalanan menyusuri Jalan Braga sebelum akhirnya kami berhenti di masjid Raya Bandung untuk pengambilan foto yang ketjeh. 

Saya flashback ke tahun 2016. Saat itu saya menyempatkan diri sholat di masjid Raya. Ternyata Masjid ini sangat luas ya. Saya terkagum-kagum. 
Jalan Braga Spot Foto Yang Asyik
Ini adalah kedatangan saya untuk kedua kalinya di Bandung. Kali ini, saya datang sebagai delegasi FLP Wilayah Bengkulu dalam rangkaian kegiatan Munas 4. Kamis sore saya sudah menginjakan kaki (kembali) di kota yang terkenal akan neng geulis-nya ini. 

Tahun 2016 adalah kedatangan saya di bandung untuk pertama kalinya. Saat itu saya begitu kagok. Agak cemas. Bagaimana tidak, saya tiba pukul 20.00 WIB, di kota asing, seorang diri. Perasaan saya sedikit tenang saat sudah bertemu teman di daerah Cicendo. Teman yang baik ini bersedia menampung saya selama seminggu di Bumi Pasundan. 
Lukisan-Lukisan Cantik Terdapat Di Beberapa Titik

Area di sekitar pusat kota Bandung memang asyik. Tahun 2016, saya bahkan hampir setiap hari menyusuri Jalan Braga. Entah untuk membeli beberapa keperluan atau sekedar  mengencang otot kaki saja. Jika lelah, saya duduk sambil menikmati air mineral yang selalu saya bawa. 

Kota Bandung yang sejuk dan tertata membuat saya betah berjalan kaki. Berbeda sekali dengan kota saya yang begitu panas. Jangankan berjalan kaki, keluar rumah saja rasanya enggan jika cuaca sedang terik. 

Bahagia rasanya dapat kembali menyusuri Jalan Braga. Ya, terlebih lagi kedatangan saya kali ini. Saya lebih rileks dan enjoy. Sangat berbeda dengan kedatangan saya pada tahun 2016. Kala itu saya datang ke Bandung dengan sejuta kilogram beban di pundak. Waduh! Tapi sekarang saya sudah move on lho ya!
Foto-Foto Cantik
Oke kembali ke topik. Ini tentang Jalan Braga. Pertama kali saya mengenal/mendengar/mengetahui Jalan Braga adalah pada saat kuliah. Jalan Braga merupakan salah satu bait dari puisi Wajah Kita karya Hamid Jabbar.

Berikut ini cuplikan puisinya:


.....Bila kita selalu berkaca setiap saat
dan di setiap tempat
Maka tergambarlah:
Alangkah bermacamnya 
Wajah kita
Yang berderet bagai patung
Di toko mainan di Jalan Braga....

Sejak saat itu saya begitu penasaran bagaiman sih sebenarnya Jalan Braga itu. Kok banyak patung? Banyak Mainan? Beberapa pertanyaan terlintas di benak saya. Dan, alhamdulilah, sejak lulus kuliah sudah dua kali saya menginjakkan kaki di Jalan Braga. Saya baru tahu ternyata Jalan Braga adalah pusat perbelanjaan dan kuliner juga. Jadi wajar saja jika dikatakan dalam puisi tersebut bahwa "wajah kita" bagai patung yang berderet di Jalan Braga. Ya, patung-patung yang dijual di sana. Berbeda-beda bentuknya. 

Ya, tidak  dapat saya pungkiri bahwa latar atau setting sebuah karya sastra mampu membuat saya penasaran dengan tempat tersebut. Tentunya saya penasaran apa yang menarik dari tempat tersebut sehingga dijadikan latar dalam sebuah tulisan.

Tidak puas rasanya melihat pemandangan Jalan Braga di televisi atau internet. Lebih senang rasanya jika menginjakan kaki langsung dan menikmati suasananya.
Tahun Depan Semoga Bisa Ke Sini Lagi Ya
Jalan Braga ini sebetulnya pusat kegiatan masyarakat. Aneka dagangan ada di sana. Namun  yang paling menarik hati saya adalah bangunan-bangunan tua yang masih terawat bederet di sana.

Jika dilihat dari sajak Hamid Jabbar tersebut seperti Jalan Braga merupakan tempat berkesenian. Hal ini terlihat dari beberapa titik terdapat lukisan. Entah siapa yang melukisnya. Tampaknya tidak dijual dan sengaja dipajang di sepanjang Jalan Braga untuk mempercantik kawasan tersebut. 




Kamis, 01 Februari 2018

Gak terasa udah Februari aja ya, Januari kemarin kok rasanya saya kurang produktif ya. Terbukti, saya hanya mampu menulis enam artikel saja. Waduhh... semoga bulan ini semakin produktif ya... amiin!!

Oke. Pada kesempatan kali ini mau berbagi pengalaman saat mengikuti Pelatihan Desain Dasar Photoshop yang dilaksanakan oleh Forum Lingkar Pena (FLP) Wilayah Bengkulu.
Penulis zaman now, dituntut untuk multi talen. Selain pandai merangkai uruf A sampai Z menjadi kata-kata yang indah, penulis zaman now juga harus bisa membuat desain brosur, spanduk, pamplet, de el el. Karena hal ini akan saling berkaitan. 

Nah, untuk mewujudkan plus menciptakan penulis yang serba bisa itu, FLP Bengkulu, mengadakan pelatihan Desain Dasar Photoshop. Sebetulnya, pelatihan ini berkaitan erat dengan kegiatan Pangkalan Sastrawan FLP Bengkulu. Ya, diharapkan smeua pengurus FLP Bengkulu mampu membuat brosur untuk promosi kegiatan Pangkalan Sastrawan. Karena, selama ini tugas membuat brosur hanya dibebankan kepada ketua FLP Bengkulu, Mbak Mira. Ya, karena pengurus yang lain belum pandai mengutak-atik photoshop... hehehe

Pangkalan Sastarawan adalah agenda rutin FLP Bengkulu yang dilaksanakan satu kali dalam sebulan. Biasanya kegiatan ini dilaksanakan di minggu kedua setiap bulannya, dan bertempat di Sekolah Alam Indonesia (SAI), Lempuing. 
Ini dia, Kak Nova Hardianto
Oke kita kembali ke topik. Pelatihan Desain Dasar Photoshop ini dibimbing oleh Kak Nova Hardianto, nama penanya adalah Ompa. Nah, kak Nova ini masih mahasiswa lho. Dia salah satu pengurus FLP yang keren. Kak  Nova ini memang sudah mahir dalam desain-mendesain. Jadilah, kami semua berguru pada beliau. 

Pelatihan ini bersifat private, ya khusus untuk anggota FLP saja. Minggu siang, hampir semua pengurus FLP Bengkulu berduyun-duyun datang ke Universitas Dehasen, Sawah Lebar, kota Bengkulu. Tetapi, ada juga lho peserta pelatihan yang nyasar ke Universitas Dehasen yang terletak di Kebun Tebeng. Mungkin karena kalimat di brosur kurang jelas atau pesertanya kurang menyimak nyasar deh jadinya... hehe. Ya, maklum saja kampus Dehasen kan ada dua. 

Pelatihan yang rencananya akan berlangsung selama dua jam saja itu akhirnya molor sampai tiga jam lebih. Saya pun sampai di rumah pukul 5 sore. Ya, maklum saja karena ini pelithan desain dasar dan rata-rata peserta memang masih pemula, terutama saya newbie, true newbie jadinya agak lambat plus ngerepotin Kak Nova banget. 

Awalnya, kami berencana akan membuat tiga desain sekaligus, tetapi karena waktu tidak memungkinkan akhirnya kami hanya berhasil membuat satu desain saja. Itu pun saya sudah ngo-ngosan. 

semangat ya!!!
Beruntungnya Kak Nova ini penyabar dan rajin menabung. Jadi, kami benar-benar di bimbing menuju jalan kebenaran satu per satu.

Singkat cerita, akhirnya kami berhasil membuat desain sederhana. Desain milik saya masih terlihat kasar sekali.. hihihi. Ya, maklum beginer true beginer. 

Menurut Kak Nova, sebetulnya untuk mahir membuat desain photoshop memang harus banyak latihan dan mencoa-coba saja. Iya dong, ingat pepatah dari tanah Minang alah biso kareno biaso. Bisa karena terbiasa. Kak Nova pun belajar mendesain secara ototidak. Yang paling penting ada kemauan, ulet, dan tidak mudah putus asa. Karena sejatinya generasi zaman now banyak kemudahan. Tutorial di internet sangat banyak, tinggal ikuti saja. Asalkan kita mau meluangkan waktu lebih untuk mencoba-coba maka tak butuh waktu lama kita akan mahir. Oke kak... siappp!!
Kak Nova sabar banget nih
Setelah pelatihan berakhir dan tentunya kami sudah mempunyai karya. Pelatihan pun resmi ditutup. Tak lupa, Kak Nova memberi kami pekerjaan rumah alias PR. Nah, lho!. Sebetulnya, kami senang diberi PR. Ya, dengan begitu kami terpaksa belajar di rumah. Ya untuk menerapkan ilmu yang sudah didapat. Kalau tidak langsung dipraktekan pasti langsung lupa.. hehe
ayo kak, yang ini juga butuh bantuan
Setelah pelatihan selesai giliran Mak Milda nih yang cuap-cuap. Seperti biasa Mak Milda memberi info kegiatan-kegiatan FLP kedepannya. Tak lupa juga ia memberi motivasi untuk anggota FLP supaya menjadi lebih produktif ke depannya.. prok prok.. siap Mak!!

Sebelum pulang tak lupa kami foto-foto. Namanya juga people zaman now ya, foto-foto adalah agenda yang wajib pake banget. Kalo gak foto-foto, ibaratnya seperti aku tanpa kamu gula tanpa semut. Gak lengkap, gak matching lah pokoknya. Sebetulnya, foto-foto penting juga sih untuk dokumentasi kegiatan... hehe

Oke sampai di sini dulu ya sharing-nya. Salam semagat untuk FLP. Salam literasi. Semoga terus mencerahkan dalam dunia literasi.