Jumat, 04 Juni 2021


Sebetulnya saya tidak asing dengan penampakan bunga telang. Waktu kecil, di kampung saya, bunga ini tumbuh liar di pinggir jalan. Tidak ada yang memperhatikannya. Jika mengganggu pekarangan rumah maka tumbuhan menjalar ini akan langsung dibabat habis.Saya (kecil) pun sering memetik bunga ini dalam perjalanan pulang sekolah untuk dimainkan. Lumayan untuk menghilangkan rasa bosan saat berjalan pulang ke rumah. Maklumlah, jarak antara rumah dan sekolah cukup jauh. Tanaman telang cukup menghibur.

Dilihat sekilas, buah bunga telang ini mirip dengan kacang polong. Saya tidak tahu, apakah buah atau kacangnya ini dapat dikonsumsi atau tidak, yang jelas meminum teh bunga telang merupakan pengalaman pertama saya. 

Saat itu saya sedang berkujung ke rumah kakak. Saya melihat ada air berwarna biru seperti pertalite di atas meja makan. Saya pikir itu adalah air sirup. Namun ternyata bukan. Kakak saya mempersilahkan saya untuk mencicipinya. Saya pun menuangkannya ke dalam gelas dan meneguknya dengan sedikit keraguan. Takut di-prank... hehe

Waw... ternyata tidak ada rasa sama sekali. Sama persis sepeti ketika minum air putih. Aromanya pun tidak ada. 

Ternyata, bunga telang ini hanya mengubah warna airnya saja, tidak dengan aroma dan rasanya. Belakangan saya juga melihat bunga telang ini dicampur juga ke dalam masakan, seperti kue  misalnya. Warna yang cantik membuat makanan yang dicampur ekstrak bunga telang semakin terlihat menarik. Ya, tanaman telang dapat digunakan sebagai pewarna makanan alami.

Air Rendaman Bungan Telang yang Warnanya Mirip Pertalite

Terlepas dari warnanya yang cantik, ternyata bunga telang memiliki banyak manfaat (diceritakan kakak saya). Salah satu manfaat bunga telang adalah untuk mencegah radikal bebas. Tentu saja, dalam keseharian kita sering mengkonsumsi pestisida. Ya, rata-rata sayuran-sayuran atau buah-buahan yang kita konsumsi tersebut menggunakan pestisida dalam perawatannya. Nah, ekstrak bunga telang ini paling tidak mengurangi kadar pestisida yang masuk ke dalam tubuh kita. 

Di rumah kakak saya, bunga telang ini sering dijadikan teh. Bunga telang yang segar dipetik lalu dijemur di bawah terik matahari hingga benar-benar kering. Lama penjemuran bergantung cuaca. Bisa jadi 2-3 hari. Setelah kering bunga telang diangkat lalu dimasukan ke dalam toples untuk disimpan. Saat ingin meminumnya, tinggal dituang ke dalam air hangat deh. Dan, taraaa.... air putih tadi akan berubah menjadi biru.  Oh iya, agar awet disimpan, menjemurnya harus benar-benar kering ya!

Kakak saya menanam bunga di telang di pagar rumah. Ternyata bagus juga. Selain berfungsi sebagai tanaman hias, dapat juga diambil manfaatnya. Ya, ibarat sambil menyelam minum air. Saya pun berkeinginan untuk menanam juga di pagar rumah. 

Tanaman Telang Tumbuh Subur di Pagar Rumah

Rupanya, di beberapa rumah di kota tempat saya tinggal sebagian orang sudah menanam tumbuhan telang. Hal ini saya temukan saya beberapa kali berkunjung ke rumah teman atau sekedar melihat saja dipekarangan rumah orang. Ya, mungkin memang di kota sudah lama orang-orang tahu manfaatnya dan menanam  di pekarangan rumah. Hanya saja saya kurang perhatian selama ini sehingga terkejut mengetahui tumbuhan yang sering saya injak semasa kecil kaya akan manfaat. 

Sudah lama saya tidak menginjakkan kaki di kampung kelahiran. Sejak pindah sekolah dari kelas 4 SD, saya memang jarang mengunjungi tempat pertama kali saya melihat bunga telang. Dulu namanya pun saya tidak tahu. Bahkan tidak perduli.

Hmmm.... sekarang, Apakah tumbuhan telang di sana masih ada? Apakah anak-anak masih memainkannya seperti saya dulu? Entahlah.