Permainan tradisional adalah permainan yang berasal dari budaya setempat dan diwariskan secara turun temurun dan biasanya dimainkan oleh anak-anak secara bersama-sama. Permainan tradisional ini biasanya dimainkan anak-anak setelah pulang sekolah atau menjelang petang. Nama permainan tradisional di Indonesia berbeda-beda, bergantung pada daerahnya. Namun, cara memainkannya relatif sama.
Terdapat berbagai macam jenis permainan tradisional di Indonesia. Permainan tersebut di antaranya seperti petak umpet, bola bekel, gundu/kelereng, lompat tali karet, congklak, engrang, engklek, gobak sodor/benteng, layang-layang, bakiak, ketapel, injit-injit semut, ular naga pangjang.
Sumber Foto: Google Foto/Sahabat KLG |
Permainan-permainan ini biasanya dimainkan anak-anak setelah pulang sekolah atau pun menjelang petang. Selain untuk mengisi kegiatan di waktu kosong, permainan tradisional memiliki banyak manfaat, di antaranya sebagai berikut:
1. Meningkatkan kesehatan fisik dan mental.
2. Mengembangkan kecerdasan sosial dan emosional.
3. Meningkatkan kreativitas.
4. Mengenalkan anak-anak lebih dekat dengan alam.
5. Mengembangkan motorik halus dan kasar.
6. Menciptakan suasana yang menyenangkan.
Namun, permainan-permainan di atas sudah jarang dimainkan oleh anak-anak masa kini. Mereka lebih senang memainkan game yang ada di gadget. Kondisi seperti ini tentu saja membuat anak-anak menjadi kecanduan gadget. Selain menimbulkan kecanduan, fenomena ini juga akan membuat permainan tradisional semakin tergerus karena tidak dimainkan lagi. Hal inilah yang mendasari seorang pemuda bernama Achmad Irfandi untuk mendirikan Kampung Lali Gadget (KLG).
Sumber Foto: Google Foto/Sahabat KLG |
Kampung Lali Gadget (KLG) merupakan program yang digerakkan Achmad Irfandi. Ia merupakan pemuda asli Desa Pagerngumbuk, Kecamatan Wonoayu, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur. Kampung Lali Gadget (KLG) didirikannya sejak tahun 2018 dan sudah berbadan hukum resmi sejak tahun 2020. Saat ini Kampung Lali Gadget (KLG) sudah berkembang lagi menjadi sebuah yayasan yaitu Yayasan Kampung Lali Gadget.
Hadirnya Kampung Lali Gadget (KLG) di tengah-tengah masyarakat sebetulnya bukan untuk menghindari gadget, tetapi sebagai sarana untuk mengimbangi kecanduan anak-anak terhadap gadget. Sesuai dengan namanya, diharapkan anak-anak sejenak lali alias lupa dengan gawai mereka untuk melalukan kegiatan di alam dengan memainkan permainan tradisional.
Menurut alumnus Universitas Negeri Surabaya ini, anak-anak pada masa sekarang tidak memainkan permainan tradisional bukan karena mereka tidak mau, tetapi mereka tidak tahu. Ia berharap melalui Kampung Lali Gadget (KLG) ini anak-anak menjadi tahu dan aktif memainkan permainan tradisional Indonesia.
Sumber Foto: Google Foto/Sahabat KLG |
Sebelum tercipta Kampung Lali Gadget (KLG), saat itu Ahmad Irfandi dan rekan-rekannya rutin melakukan kegiatan literasi di desa Pagerngumbuk ini. Kegiatan tersebut seperti mendongeng, mewarnai, dan permainan tradisional. Saat itu, mereka mengundang anak-anak dari sekolah-sekolah untuk berkegiatan bersama. Kegiatan ini rupanya mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Semakin hari semakin banyak anak-anak yang bermain di sana.
Sekarang ini Kampung Lali Gadget (KLG) telah berkembang menjadi wisata edukasi. Banyak sekolah dan komunitas yang melakukan kegiatan di sini. Selain tempat yang sejuk, nyaman, dan asri, biaya masuknya juga terjangkau
Sumber Foto: Google Foto/Sahabat KLG |
Tema kegiatan di Kampung Lali Gadget (KLG) tidak sama setiap pekannya. Tema yang dihadirkan mencakup edukasi budaya, kearifan lokal, olahraga, edukasi satwa, dan permainan tradisional.
Di sini anak-anak dan orangtua dapat berkegiatan sama-sama untuk memupuk kekompakan dan solidaritas melalui kegiatan-kegiatan yang dihadirkan. Kampung Lali Gadget (KLG) merupakan wadah untuk belajar, berolahraga, dan menyatu dengan alam.
Sumber Foto: Google Foto/Sahabat KLG |
Kedepannya Achmad Irfandi dan tim bekeinginan untuk menjadikan Kampung Lali Gadget (KLG) sebagai sekolah kreatif.
Perjuangan Achmad Irfandi dan tim dalam mendirikan Kampung Lali Gadget (KLG) kini telah membuahkan hasil. Saat ini Kampung Lali Gadget (KLG) telah mendapat banyak respon positif dari berbagai pihak. Salah satunya adalah PT. ASTRA Interntional Tbk. yang memberikan kesempatan kepada Achmad Irfandi sebagai salah satu finalisnya dalam kategori Penggerak Konservasi Budaya melalui ajang Semangat Astra Terpatu (SATU) Indonesia Award tahun 2021.
Sumber: Disadur dari berbagai sumber