Rabu, 20 Desember 2023


Setiap tahunnya, pada tanggal 25 November diperingati sebagai Hari Guru Nasional. Lalu muncul berbagai pertanyaan dari siswa dari kelas bawah yang notabene-nya mungkin baru pertama kali akan merayakan Hari Guru.

"Hari Guru nanti apakah kita tetap belajar?"

"Apakah dulu Hari Guru juga ada?"

"Kalau Hari Guru ada, apakah hari murid juga ada?"

Pertanyaan-pertanyaan seperti itu tentu saja menggelitik.

Hari guru tentu saja sudah ada dari zaman dahulu, namun tidak begitu terdengar seperti pada zaman sekarang. 

Lomba Tumpeng Memperingati Hari Guru Nasional

Menurut beberapa artikel yang saya baca di google, Hari Guru Nasional ditetapkan berdasarkan keputusan presiden pada tahun 1994. Berdasarkan keppres Nomor 78 tahun 1994 dan UU Nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen, 25 November ini dipilih sebagai Hari Guru Nasional dan bertepatan dengan berdirinya Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Sebelum itu, tepatnya pada tahun 1945 terbentuklah PGRI setelah sebelumnya  pada tahun 1912 terdapat Persatuan Guru Hindia Belanda (PGHB). Dua bulan setelah kemerdekaan Republik Indonesia yaitu pada tanggal 24-25  November 1945 Hari Guru mulai disuarakan. Waktu itu, para guru membentuk kongres  guru di kota Surakarta untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. 

Seperti itulah kira-kira awal mulanya adanya Hari Guru.

Ya, maklum saja. Di era sosial media seperti sekarang tentu saja semua informasi lebih mudah diakses. Setiap peringatan hari apa pun itu selalu di-booming-kan di media sosial.

Jujur saja, waktu zaman saya sekolah, seingat saya tidak ada perayaan Hari Guru seperti sekarang. Jangankan memberikan ibu/bapak guru buket bunga, snack, uang, kue, atau bahkan tumpeng, seremoni upacara saja tidak dilaksanakan. Jadi,  waktu itu saya tidak mengetahui kalau ada hari yang bernama Hari Guru.

Buket Snack yang Diberikan Siswa di Momen Hari Guru Nasional

Beda cerita di masa sekarang. Hari Guru benar-benar dirayakan. Di perayaan hari tersebut kegiatan belajar mengajar biasanya ditiadakan dan diganti dengan kegiatan seperti upacara yang semua petugasnya adalah guru, persembahan dari anak-anak untuk guru-guru mereka seperti bernyanyi, menari, dan membaca puisi. Selain itu, ada juga kegiatan pemberian buket dan lomba pembuatan tumpeng dan diakhiri dengan makan bersama. Pokoknya, satu hari itu dibuat semeriah mungkin. 

Lalu belakangan ini, setelah perayaan Hari Guru usai, muncul sebuah tulisan  di media sosial facebook dengan judul 'Hari Guru adalah Hari Wali Kelas'. Tulisan ini pun berulang kali dibagikan diringi berbagai komentar dari warga net yang mengandung pro dan kontra.

Apakah memang betul Hari Guru adalah hari-nya para wali kelas? Yang jadi guru mata pelajaran gimana dong? Tidak ikut merayakan hari guru atau bahkan tidak dapat hadiah?

Menurut saya pribadi Hari Guru bukanlah hari wali kelas saja. Tergantung bagaimana pihak sekolah memanajemennya.

Foto Bersama di Momen Hari Guru Nasional

Inilah tips-nya agar hari guru tidak menjadi harinya wali kelas.

1. Adakan Undian
Pihak sekolah dapat memberikan himbauan kepada siswa untuk menyiapkan hadiah dengan jumlah tertentu disesuaikan dengan jumlah guru dan karyawan sekolah lainnya. Lalu untuk pembagian hadiah tersebut dapat dilakukan dengan cara undian. Dengan begini dewan guru, staf tata usaha, dan security atau penjaga sekolah pun akan kebagian hadiah yang telah disiapkan oleh siswa. 

2. Manfaatkan Uang Kas
Agar tidak memberatkan siswa pembelian hadiah sebaiknya menggunakan uang kas kelas jika kelas tersebut memiliki uang kas. Biasanya di sekolah setiap kelas memiliki uang kas yang dibayar oleh anggota kelasnya setiap bulannya.

3. Hadiah
Anak-anak tidak disarankan menyiapkan hadiah secara individu, tetapi secara kelasikal saja. Misalnya, satu kelas diminta menyiapkan 3 buket hadiah saja. Jika di sekolah tersebut ada 10 rombongan belajar (rombel) maka akan terkumpul 30 buket hadiah. Nah, 30 buket inilah yang nanti akan diundi untuk dewan guru, staf tata usaha, dan security atau penjaga sekolah. Hadiah yang diberikan murah meriah saja, seperti buket snack berisi permen atau roti, buket hadiah yang berisi kecap, sabun, pewangi. 

Nah, itulah tulisan saya yang berupa opini pribadi. Terima kasih sudah membaca. Sampai jumpa di tulisan lainnya ya!