Tidak
terasa Forum Lingkar Pena (FLP) sudah berumur 20 tahun. Jika dianalogikan
dengan manusia, maka FLP adalah seorang remaja yang beranjak dewasa. Tidak
heran rasanya jika perkembangan dunia literasi sudah berubah pesat. Perkembagan
literasi di zaman now turut juga dirasakan aktivis FLP.
Pada
tahun ini FLP melaksanakan musyawarah nasional (MUNAS) di Bandung. Munas yang
berlangsung tangal 3-5 November ini dihadiri oleh hampir 300 peserta dari
seluruh Indonesia.
Pembukaan
MUNAS ke-4 ini berlangsung di Balai Kota Bandung. Dalam kesempatan ini juga
dilaksanakan stadium general. Stadium general yang mengangkat judul Menjaga Identitas Bangsa di Era Digital ini
menghadirkan 3 pembicara handal. Mereka adalah Masdar Zainal, Nenden Lilis Aisyah,
dan Helvy Tiana Rosa. Untuk moderatornya ditunjuklah Gegge Mappangewa.
Pembicara
pertama adalah Mashdar Zainal. Sosok muda yang berprestasi. Beliau adalah
penerima penghargaan Sastra Acari. Pembicara kedua adalah Nenden Lilis Aisyah. Beberapa
karyanya sudah diterbitkan dalam bahasa asing. Pembicara ketiga adalah Helvy
Tiana Rosa. Ketua umum pertama FLP ini
baru saja memproduseri film berjudul Duka Sedalam Cinta yang diangkat dari
novelnya sendiri.
Pembicara Kedua: Nenden Lilis Aisyah
Mashdar Zainal Mengungkapkan keprihatinannya terhadap perubahan yang terjadi dewasa
ini. Betapa tidak, perubahan yang
“mengerikan” ini menyasar anak-anak yang merupakan generasi penerus bangsa.
Kids zaman now tidak dapat merasakan pengalaman-pengalaman kids zaman old. Anak-anak
sudah kehilangan identitasnya sebagai anak-anak yang notabene-nya bermain da
bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Kids zaman now kecanduan gadget. Hal
ini dapat mempengaruhi perkembangan dunia literasi di masa yang akan datang
karena anak-anak tidak belajar “menulis” maka generasi penerus literasi dapat
saja hilang.
Nenden
Lilis Aisyah mengatakan bahwa Bandung merupakan barometer sastra Indonesia. Dalam
presentasinya kali ini ia mengangkat judul Bandung
dan Dinamika kesusastraannya. Elemen
yang berperan membangun kesusastraan di Bandung adalah penerbit dan media
massa, komunitas kampus, dan komunitas non kampus. Penulis-penulis di bandung sangat
terbantu dalam menyampaikan gagasan kepada khalayak ramai. Menurut teh Lilis, sebelum era digital,
buku-buku sangat mengoptimalkan literasi. Sastrawan benar-benar berjibaku
dengan media massa dan cetak-mencetak. Seiring berjalannya waktu, perubahan pun
terjadi. Tradisi literasi berkurang karena minat membaca masyarakat juga
menurun.
Pembicara Ketiga: Helvy Tiana Rosa
Helvy Tiana Rosa mengatakan bahwa di era
serba digital ini penulis harus kreatif dan inovatif. Penulis harus menerima perubahan yang
terjadi. Perubahan-perubahan yang ada jangan dijadikan alasan untuk berhenti
berkarya, justru penulis harus lebih kreatif. Penulis harus terus berkreasi
dalam dunia literasi. Penulis harus melek digital. Kreasi yang dapat dilakukan:
Teks
: Blog, caption, tulisan, opini di
media sosial
Audio:
berupa musik dan video
Karya
ini dapat distribusi dapat dalam bentuk online
maupun offline. Secara online dapat melalui berbagai media sosial
seperti Instagram, Facebook, Youtube, dan Blog. Secara online dapat melalui berbagai macam event, seminar, workshop,
dan pelatihan.
Tepat
sebelum sholat Jumat, stadium general diakhiri dengan sesi foto-foto. Sebuah
sesi yang selalu ditunggu-tunggu.
Iyah, gak kerasa udah 20 tahun aja, seumuran sama aku, hahaha
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
HapusKeren banget mba makasih ya infonya
BalasHapusKomentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapussaat munas banyak banget aku liat ni foto2
BalasHapuskeren banget acaranya
sukses terus buat flp
Wiiiih FLP sudah lama juga ya Mba, kemarin liat foto-foto munasnya di sosmed. Semoga semakin jaya FLP :)
BalasHapusSemoga semakin di depan dalam menelurkan penulis berkualitas flp
BalasHapusFLP udah dua puluh tahun? Wah.. Semoga FLP bisa terus menghasilkan penulis-penulis keren.. ^^
BalasHapusSaya pun pernah berkecimpung di FLP saat masih kuliah. Saya belajar berkarya dan menulis di FLP.
BalasHapusaku dulu kepikiran daftar FLP, tapi eh tapi setelah dilihat-lihat kok aku merasa belum layak dibilang penulis gitu ckckckkkk....seru ya kegiatannya :)
BalasHapusFlp emng keren. Apalagi datang munas langsung. Penulis senior di Flp emng pada ketce badai. Haha
BalasHapusFlp emng keren. Apalagi datang munas langsung. Penulis senior di Flp emng pada ketce badai. Haha
BalasHapusCek. Udah bisa nih mbak.. ^^
BalasHapusWah, aku kok belum jadi juga ya gabung di komunitas kece satu ini. Padahal kegiatannya banyak banget. Ntar, aku japri ya buat tanya-tanya
BalasHapusJadi pengen bergabung juga di FLP tp sayang masih belum pede hehehe
BalasHapusWah acaranya keren banget ini
BalasHapuswow tempat berkumpulnya penulis-penulis hebat
BalasHapus