Air Terjun Curug 9 dari kejauhan |
SEBENTAR
LAGI DARATAN!!! Itu adalah frase penghibur ketika
energi kami sudah hampir habis. Ya, tebing panjang dengan kemiringan 60-90 derajat
cukup membuat kami ingin menyerah. Putar arah, lalu pulang.
Ya, itulah sedikit kisah perjuangan luar biasa kami untuk menjumpai si cantik air terjun curug 9. Air terjun curug 9 adalah air terjun bertingkat yang terletak di desa Tanah Hitam, kecamatan Padang Jaya, kabupaten Bengkulu Utara. Air terjun ini tersembunyi di antara rimbunan hutan yang merupakan kawasan konservasi TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat). Jadi, tidak heran jika di sepanjang jalur mata kita akan dimanjakan oleh pohon-pohon besar yang menjulang ke langit. Jika beruntung, kita dapat menemukan jejak-jejak harimau sumatra. Dan, rombongan kami berhasil menemukan sisah-sisah makanan hewan endemik sumatra tersebut.
Ya, itulah sedikit kisah perjuangan luar biasa kami untuk menjumpai si cantik air terjun curug 9. Air terjun curug 9 adalah air terjun bertingkat yang terletak di desa Tanah Hitam, kecamatan Padang Jaya, kabupaten Bengkulu Utara. Air terjun ini tersembunyi di antara rimbunan hutan yang merupakan kawasan konservasi TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat). Jadi, tidak heran jika di sepanjang jalur mata kita akan dimanjakan oleh pohon-pohon besar yang menjulang ke langit. Jika beruntung, kita dapat menemukan jejak-jejak harimau sumatra. Dan, rombongan kami berhasil menemukan sisah-sisah makanan hewan endemik sumatra tersebut.
Teman-teman asyik berfoto dengan latar air terjun
|
Akses untuk menuju air
terjun curug 9 dari kota Bengkulu tergolong mudah. Kita dapat menggunakan
kendaraan roda empat maupun roda dua. Dibutuhkan waktu kurang lebih 3 jam untuk
tiba di desa Tanah Hitam dari kota Bengkulu dengan menggunakan mobil dan kurang
lebih 2,5 jam menggunakan sepeda motor. Desa Tanah hitam adalah desa yang
menjadi pintu gerbang untuk menuju Curug 9. Mayoritas penduduk di desa ini
menggantungkan hidup pada sektor pertanian. Hal ini terlihat dari hamparan
perkebunan kelapa sawit, karet, dan kopi di sepanjang perjalanan.
Sebelum memasuki desa Tanah Hitam, kita terlebih dahulu akan tiba di Simpang 4 Unit 1. Di sini seperti “pusat kota”, aneka kebutuhan tersedia. Jika kita tidak membawa logistik, maka kita dapat membelinya di sini. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, 15.000 rupiah saja untuk sebungkus nasi dengan lauk ikan atau ayam berbagai varian.
Sebelum memasuki desa Tanah Hitam, kita terlebih dahulu akan tiba di Simpang 4 Unit 1. Di sini seperti “pusat kota”, aneka kebutuhan tersedia. Jika kita tidak membawa logistik, maka kita dapat membelinya di sini. Harga yang ditawarkan pun cukup terjangkau, 15.000 rupiah saja untuk sebungkus nasi dengan lauk ikan atau ayam berbagai varian.
Posko di Desa Tanah Hitam |
Desa Tanah Hitam merupakan
tempat sentral ketika akan berwisata ke air terjun Curug 9. Di desa ini
terdapat Pos Komando (Posko). Posko ini berada di salah satu rumah warga.
Sebelum melakukan perjalanan menuju air terjun kita wajib mengisi buku tamu. Kita
harus mencatatkan identitas dan meninggalkan nomor HP yang dapat dihubungi
untuk kenyamanan selama perjalanan. Biaya administrasinya pun cukup terjangkau.
Tiket masuk Rp5.000,00/orang, sedangkan untuk biaya penitipan kendaraan adalah Rp15.000,00/mobil
dan Rp5.000,00/motor.
Setelah semua urusan administrasi di posko selesai kita
dapat memulai perjalanan menuju Curug 9. Dari posko kita akan melewati jalan
bebatuan. Di kiri dan kanan terdapat rumah-rumah warga yang rata-rata sudah
permanen. Perjalan di jalan koral ini lebih kurang 30 menit. Semakin jauh
perjalan kita, rumah-rumah warga semakin menghilang dan digantikan oleh barisan
pohon karet dan sawit. Setelah melewati perkebunan ini, kita akan memasuki jalur
menuju air terjun yang sebenarnya.
Jembatan kayu, di bawahnya terdapat aliran sungai yang cukup deras |
Pemandangan pertama adalah perkebunan kopi dengan jalan
setapak. Terdapat kurang lebih 7 pondok petani di area perkebunan kebun kopi
ini. Track yang dilalui masih tergolong
mudah. Jalanan setapak yang kita lewati cukup datar sehingga tidak begitu
menguras energi. Namun, jika kita sudah tiba di pondok terakhir, artinya kita
akan memasuki track yang cukup sulit.
Di sinilah terdapat tanjak-tanjakan serta sungai-sungai yang cukup membuat
(saya) kehabisan tenaga.
Terdapat dua tanjakan dengan kemiringan mencapai 90
derajat, sedangkan sisahnya adalah tanjakan-tanjakan dengan kemiringan 60-80
derajat. Untuk melewati tanjakan ini, kita tak ubahnya sedang memanjat tebing.
Ya, tanjakan ini sangat mengandalkan cengkraman tangan dan tumpuan kaki yang
kuat. Jika tidak berhati-hati kita dapat terguling ke jurang. Dan, itu sangat
berbahaya.
Di tanjakan 90 derajat pertama (dihitung dari jalan
pulangnya) kita melewati tanjakan dengan cengkraman dan tumpuan yang terdiri
dari akar-akar pohon dan kayu-kayu yang sengaja dipasang seiring bertambahnya
minat wisatawan. Di tanjakan 90 derajat kedua, kita melewati tanjakan dengan
tumpuan yang terdiri dari batuan. Kita harus ekstra hati-hati, terlebih lagi
jika turun hujan. Batuan ini menjadi sangat licin.
Terdapat tiga sungai kecil dan satu sungai besar dengan
jembatan kayu yang mulai rapuh. Di sungai-sungai kecil ini kita akan
menngunakan batu untiuk menyeberang, sedangkan di sungai besar kita akan
menggunakan jembatan kayu. Kita harus berhati-hati karena jembatan kayu ini
mulai rapuh.
Harus melewati tangga dengan ketinggian di atas 5M untuk tiba di bawah |
Kurang lebih 30 menit dari air terjun terdapat
dua tangga kayu yang harus kita lewati. Kita juga harus berhati-hati, tangga
kayu ini mulai rapuh dan sangat licin saat hujan turun. Biasanya, teman-teman
yang takut ketinggian akan berusaha keras sekali melawan ketakutannya untuk
dapat melewati track ini. Konon,
sebelum dibuat tangga-tangga kayu ini, wisatawan mengandalkan akar pohon untuk
naik dan turun. Ya, bergelantungan seperti di film-film Tarzan.
Teman seperjalanan yang berjuang dari awal hingga akhir |
Air terjun Curug 9, konon katanya memiliki air terjun 9 tingkat. Ajaibnya lagi, menurut salah satu narasumber (warga lokal) air terjun ini jumlahnya akan berbeda-beda, bergantung mata orang yang melihatnya. Wallahualam. Yang jelas, mataku melihat air terjun ini berjumlah 4 aliran.
Catatan: Dibutuhkan sekitar 7-8 jam pulang-pergi (PP) dari posko ke air terjun dan dibutuhkan sekitar 5-6 jam pulang-pergi (PP) dari kota Bengkulu ke desa Tanah Hitam. Jadi, selain persiapan fisik yang baik dibutuhkan juga time management yang matang. Mengingat track untuk menuju air
terjun cukup panjang, dan cukup ekstrem, sebaiknya lakukan persiapan yang terbaik Jika kondisi fisik kita
memang tidak memungkinkan, maka tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan perjalanan ke Curug 9 karena hal
ini dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain. Si bijak mengatakan, “tujuan perjalanan adalah pulang dengan
selamat.” Soe Hok Gie menuliskan “Berbagilah waktu dengan alam, maka kau
akan mengenali dirimu.” (Catatan Seorang
Demonstran)
Seru ya mbak
BalasHapus